Kamis, 12 Mei 2022, menjelang hari Waisak, merupakan hari bersejarah bagi Vihara Dharma Jaya Toasebio. Sebuah Vihara yang telah berumur 271 tahun masih berdiri kokoh terletak di daerah Glodok kota.
Bertempat di kantor kementerian agama RI jalan Lapangan Banteng Menteri Agama bapak Yaqut Cholil Qoumas menandatangani prasasti sejarah Toasebio. Penandatanganan didampingi oleh Plt Ditjen Bimas Buddha bapak Nyoman Suriadarma dan Pembimas Jakarta bapak Suwanto.
Rombongan yang datang dipimpin oleh Arifin Tanzil sebagai Ketua Yayasan dan Youanto Kenchana Jaya sebagai Dewan Pembina.
Pada kesempatan yang sama bapak Menteri juga menandatangani prasasti Vihara Samakkhidam. Rombongan dipimpin bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera, bhikkhu Kamsai Sumano Mahathera, bhikkhu Dhammavudo, bhikkhu Thanuttharo beserta bhikkhu lainnya dan tim pembangunan Vihara Samakkhidam.
Dalam sambutannya menteri menyambut gembira peresmian kedua prasasti. Menteri mengatakan usia Vihara 271 tahun jauh lebih tua dari usia republik kita Indonesia. Lebih lanjut, menteri menyebutkan penandatanganan ini merupakan simbol bagaimana pemerintah Indonesia menghargai kehidupan beragama warga negaranya.
Harapan menteri, peresmian kedua prasasti dapat membawa manfaat kehidupan beragama, terutama agama Buddha dan membawa kedamaian bagi bangsa yang kita cintai bersama.
Kelenteng Hong San Miao atau keleteng Toasebio sudah berdiri jauh sebelum peristiwa geger pecinan tahun 1740. Suatu perjalanan sejarah yang cukup panjang. Menurut Ketua Yayasan Vihara Toasebio, Arifin Tanzil, pembuatan prasasti sejarah adalah untuk meresapi perjuangan para pendahulu. Mereka telah membangun jalan agar dapat dilalui oleh generasi sekarang.
Mengapresiasi dan menghayati kerjas keras para moyang yang secara ikhlas dalam mendirikan dan mengembangkan Toasebio hingga mencapai kondisi sekarang.