Di bagian lain dalam Karaniyametta Sutta, Buddha menggambarkan cinta kasih dengan cara terbaik itu adalah sebagaimana seorang ibu mempertaruhkan jiwa melindungi putra tunggalnya. Demikianlah seharusnya terhadap semua makhluk, kita kembangkan pikiran cinta kasih tanpa batas.
Cinta kasih sesuai ajaran Buddha harus kita pancarkan kepada para leluhur, orang tua, sanak keluarga, keturunan, teman dan sahabat, dan ke orang-orang yang kita suka. Cinta kasih juga harus kita pancarkan kepada orang-orang yang tidak kita suka, bahkan yang kita benci ataupun musuh kita. Semoga mereka semuanya berbahagia.
Praktik "Sabbe satta bhavantu sukhitatta" tidak boleh hanya terbatas dalam pikiran saja. Seharusnya juga tertuang dalam ucapan dan perbuatan badan jasmani, yang diliputi oleh cinta kasih kepada sesama manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Mengutamakan kebahagiaan bagi semuanya.
Jika setiap manusia mempraktikkan "Sabbe satta bhavantu sukhitatta"Â tidak hanya dalam pikiran, tetapi juga ucapan dan perbuatan badan jasmani, niscaya semua perang yang sedang berlangsung akan berhenti segera. Perang-perang yang dapat terjadi di kemudian hari akan dapat dielakkan.
Tidak hanya perang, yang menyengsarakan kehidupan manusia, yang bisa dihentikan dari muka bumi ini. Juga semua perbuatan buruk yang dapat menyakiti dan merugikan sesama manusia, bahkan binatang dan makhluk-makhluk lainnya, akan berhenti. Dunia akan dipenuhi dengan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan.
Semua kebaikan di dunia tersebut dapat diperoleh dengan mempraktikkan secara disiplin dan konsisten "Sabbe satta bhavantu sukhitatta" melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan badan jasmani kita.
**
Selamat Memperingati Hari Trisuci Waisak 2022/2566 BE
**
Tangerang, 18 Mei 2022
Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik