Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Waisak: Doa Terbaik dalam Agama Buddha

15 Mei 2022   10:14 Diperbarui: 15 Mei 2022   20:01 10394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, rusli widjaya

Semua agama pastinya mengajarkan kebaikan dan menjauhkan keburukan bagi setiap umatnya. Setiap agama juga memiliki tata cara dan ritual berbeda-beda dalam melaksanakannya, termasuk juga di dalam agama Buddha.

Tata cara atau ritual yang dilaksanakan terselip doa-doa yang diucapkan langsung, juga doa di dalam hati. Doa adalah harapan-harapan baik atau keinginan yang ingin kita capai atau peroleh dalam waktu sesegera mungkin atau dalam beberapa waktu ke depan. 

Doa-doa tersebut bisa ditujukan kepada diri sendiri, makhluk lain, dan lingkungan. Bentuk doa yang dilafalkan juga beraneka ragam, kebanyakan atau pada umumnya berisi permintaan, berkah, rezeki, panjang umur, sukses, sejahtera, sehat dan lain sebagainya.

Sabbe satta bhavantu sukhitata yang artinya Semoga semua makhluk berbahagia, merupakan lafal doa yang umum sering diucapkan umat Buddha.

Dalam ajaran agama Buddha terdapat beberapa hukum kepastian, salah satu nya hukum karma. Hukum karma adalah hukum pasti, artinya Anda percaya atau tidak percaya, hukum karma tetap berjalan sebagaimana adanya. 

Hukum karma bisa juga disebut hukum sebab akibat, semua perbuatan yang sudah kita lakukan di masa sekarang atau di masa lalu, perbuatan baik ataupun buruk pasti ada akibatnya. Perbuatan baik pasti berbuah kebahagiaan cepat atau lambat, begitu juga perbuatan buruk, cepat atau lambat pasti akan berbuah penderitaan.

Dengan pengertian dan pemahaman tentang hukum karma ini lalu bagaimana doa terbaik yang mesti dilakukan umat Buddha?

Jika kita sudah menyakini dan memahami hukum karma, hukum sebab akibat, maka doa sesungguhnya yang bisa kita tambahkan adalah :

Semoga saya memperoleh kesempatan berbuat kebaikan untuk mengurangi kekotoran batin. 

Doa yang berisi harapan, perolehan, permintaan berkah, rejeki, sehat, umur panjang, sukses, sejahtera, merupakan pahala-pahala yang bisa kita dapatkan dengan perbuatan baik. 

Namun pahala-pahala baik ini belum bisa mengurangi/menyelesaikan penderitaan yang kita alami, karena tidak selamanya kita bisa sehat, usia panjang tetap ada batasnya. 

Penderitaan akan berkurang jika kita berbuat baik dengan tujuan membersihkan kekotoran batin, mengurangi keserakahan, iri hati, kebencian, dendam, mengurangi ke"aku"an, kecongkakkan, dan kesombongan.

Hanya perbuatan baiklah yang dapat mengabulkan segala permintaan di dalam doa-doa yang kita panjatkan.

Mulailah berdoa dengan harapan yang lebih tinggi, yaitu berbuat kebaikan dengan tujuan untuk mengikis keserakahan, mengikis kebencian dan mengikis kebodohan batin agar penderitaan berkurang dan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.

Semoga cita-cita luhur tercapai.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Semoga saya memperoleh kesempatan berbuat kebaikan untuk mengurangi kekotoran batin.

Selamat Memperingati Hari Trisuci Waisak 2022/2566 BE
Sabbe satta bhavantu sukhitatta! Semoga semua makhluk berbahagia

#inspirasi sumber :

youtube pannadika channel, Bhante Sri Pannavaro Mahathera, judul "Umat Buddha Bukan Pengemis Spiritual".

**

Jakarta 15 Mei 2022
Penulis: Rusli Widjaya untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, rusli widjaya
dokpri, mettasik, rusli widjaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun