Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Waisak: 80 Tahun, 80.000-an Ajaran, 1 Tipitaka

15 Mei 2022   07:19 Diperbarui: 15 Mei 2022   20:00 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buddha Gotama sama sekali tidak "gila hormat" sehingga Beliau mengatakan bahwa penghormatan tertinggi kepada seorang Buddha adalah dengan cara mempraktikkan apa yang sudah diajarkanNya (Dhamma).

Memiliki pengertian dan pemahaman benar dengan banyak belajar teori Dhamma adalah langkah benar yang pertama. Langkah ini harus diikuti oleh langkah benar berikutnya, yaitu mempraktikkan berbagai teori Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini untuk mencicipi "rasa" yang sebenarnya sehingga bisa meningkatkan keyakinan yang lebih kuat melalui pengalaman langsung.

Sungguh menyedihkan orang yang tidak pernah mempraktikkan teori Dhamma yang sudah dipelajari. Meski dengan demikian dia tidak pernah berbuat salah dibandingkan orang yang berani mempraktikkan apa-apa yang sudah dipelajari. Orang yang berani mempraktikkan Dhamma jauh lebih bernilai atau berharga dibanding orang yang belajar Dhamma secara teori semata.

Jika kita hanya memuaskan keingintahuan intelek kita dengan banyak belajar teori Dhamma tetapi tidak pernah mempraktikkannya, kita ibarat sendok atau garpu yang walaupun terbuat dari emas permata, akan tetapi tidak mampu merasakan nikmatnya makanan. Tetapi jika kita mampu mempraktikkan berbagai pengetahuan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari, kita seumpama lidah yang mampu merasakan nikmatnya makanan.

Buddha Gotama merupakan pembabar agama yang mengutamakan dan mengagungkan praktik dari ajaran yang sudah disampaikan. Ajaran setiap Buddha seperti ditemui dalam Dhammapada syair 183:

"Jangan berbuat jahat, berusahalah melakukan kebajikan, sucikan hati dan pikiran. Inilah ajaran para Buddha."

Ketiga inti ajaran dari para Buddha tersebut semuanya berbentuk praktik, praktik, dan praktik.

Praktik Dhamma bisa dilakukan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan badan jasmani. Memulai perbuatan baik dari yang kecil secara rutin akan menjadi awal yang baik. Lalu meningkat ke perbuatan-perbuatan baik menengah dan besar. Dalam Dhammapada syair 122, Buddha mengatakan:

"Jangan meremehkan kebajikan (meskipun kecil) dengan berkata, 'Itu tak akan berakibat apa-apa bagiku.' Seperti tempayan akan penuh oleh air yang jatuh menetes, begitu pula orang bijaksana memenuhi dirinya sedikit demi sedikit dengan kebajikan."

Selamat Memperingati Hari Trisuci Waisak 2022/2566 BE!
Sabbe satta bhavantu sukhitatta! Semoga semua makhluk berbahagia!

dokpri, mettasik, toni yoyo
dokpri, mettasik, toni yoyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun