Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sok Tahu, Kisah Kepala dan Ekor Ikan ini Contohnya

13 Mei 2022   05:33 Diperbarui: 13 Mei 2022   05:35 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Sok Tahu, Kisah Kepala dan Ekor Ikan Ini Contohnya (gambar: femina.co.id, diolah pribadi)

Bagai petir di siang bolong! Sang suami kaget alang kepalang. Mengapa orang yang dicintainya selama lebih dari lima puluh tahun dan sudah mengarungi bahtera rumah tangga hingga Kawin Emas, menggugatnya cerai pas satu hari setelah momen tersebut?

Ternyata biang keroknya adalah SOK TAHU !

Sang suami mengira dirinya sudah mengenal sosok dan kebiasaan sang istri selama ini, Ternyata ia salah besar! Ia tidak tahu bahwa di momen spesial Kawin Emas, sang istri ternyata ingin mendapat bagian Kepala Ikan, karena merasa sudah lima puluh tahun melayani suami dan anak-anaknya, jadi di momen tersebut ia ingin menjadi orang yang dilayani.

Manusia adalah mahluk yang unik. Kita tidak bisa memaksakan pemahaman dan kehendak kita untuk mendikte orang lain termasuk anak-anak kita sendiri. Mereka memiliki keunikannya tersendiri.

Yang perlu kita samakan adalah tujuan yang ini dicapai, bukan menyamakan cara dan kehendak kita dengan mereka.

Ada sahabat saya yang mengatakan bahwa dia meminta anaknya untuk belajar setiap malam seperti dirinya dahulu, tapi anak itu mengatakan apa yang mamanya mau dan minta kebebasan untuk mencapai tujuannya tersebut, ini membahagiakan keduanya.

Sering saya dengar, ada pasangan yang meminta sesuatu tetapi ditolak oleh pasangannya, karena merasa tidak perlu, padahal mampu untuk dituruti. Jangan sampai kita menyesal karena momen kehidupan tidak bisa diulang.

Saya ingat bagaimana dahulu mendiang papa meminta makan nasi dan empal setelah sekian puluh tahun berpantang nasi dan hanya makan kentang rebus karena penyakit yang dideritanya, atau mendiang mama yang meminta makan pisang emas. Begitu bahagia karena keinginannya dipenuhi.

Saya ingat juga ketika orang pintar memberikan pemahaman kepada calon mertua saya bahwa ciong besar (beda 6 tahun untuk pasangan suami istri) masih bisa dikias dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik serta saling mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan pasangan. Karena sebelumnya ada seorang anak yang bunuh diri karena dilarang oleh orang tuanya berhubungan dengan orang yang dicintainya.

Mari kita pahami bahwa manusia memiliki keunikannya sendiri sesuai dengan karma yang diwarisinya. Jangan sok tahu tentang keinginan dan kebutuhan orang lain karena berpotensi saling melukai. Tugas kita adalah memberikan pengertian dan mengarahkan ke arah yang baik.

Semoga Anda selalu sehat, bahagia, sejahtera dan harmonis dengan keluarga Anda.
Semoga semua mahluk berbahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun