Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sehari Bersama Metta, Setiap Hari Bahagia

9 Mei 2022   11:14 Diperbarui: 9 Mei 2022   11:37 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, tania salim, mettasik

Masih ingatkah dengan si penderita kanker nasofaring yang bertahan hidup melalui kebajikan? He he he...

Baca juga: Mengidap Kanker Nasofaring, Bertahan Hidup Melalui Kebajikan

Kali ini kuingin berbagi dengan pembaca mengenai Metta. Tapi, bukan si Metta anak gadis tetangga yang manis itu ya. Bukan pula cinta antara dua insan yang berlainan jenis, melainkan Metta dalam arti cinta kasih universal.

Pernahkah anda mengalami suatu hari yang penuh dengan metta? Tertarik? Silahkan dicoba!

Suatu pagi yang membawa berkah, kumulai dengan membaca paritta di grup CPS (Chanting Pagi Sore) secara online. Mendengarkan wejangan dari Bhante yang menyejukkan hati, menambah kebijaksanaan, dan sebagai pedoman hidup sesuai dengan Dhamma.

Menanam 'bibit kebahagiaan' (metta, karuna, mudita, dan upekkha) ke dalam diri kita, dan mengembangkan empat sifat luhur ini dalam menjalani hidup dengan berbuat kebajikan. Pancarkan metta ke segala penjuru dan ke semua makhluk.

Melakukan meditasi metta sehingga kita bisa berpikir, bertutur kata, dan berperilaku yang baik kepada semua makhluk. Dengan demikian kita bisa membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi semua makhluk.

Selesai mengikuti chanting pagi, aku ingin segera memancarkan metta kepada makhluk yang membutuhkannya.

"Siapakah yang beruntung mendapatkan hadiah pertama berupa metta dariku pada hari ini?" pikirku dalam hati sambil mataku jelalatan kesana-kemari mencari korban.

Dan ternyata ... hadiah pertamaku jatuh pada seekor kumbang yang sedang berjuang untuk berbalik badan agar dia bisa berjalan kembali. Segera kuambil sapu dan kubalikkan badannya agar dia bisa bebas bergerak. Aha! Sungguh berbahagia dapat membantunya biarpun hanya bantuan kecil untuk seekor kumbang.

Bergegas aku mandi, sarapan, dan berangkat kerja dengan senyum di wajah. Sesampainya di kantor kupamerkan gigiku dengan tersenyum dan menyapa satpam, karyawan, dan kolega sekantorku.

Sesungguhnya kita tidak perlu menghabiskan dana yang banyak atau tenaga yang besar untuk menyebarkan metta. Cukup dengan tersenyum saja kita sudah memancarkan metta kepada orang-orang yg kita temui.

Dan terbukti seperti cermin, begitu kita pamer senyum kepada orang lain, mereka juga akan membalas senyum kita. Alangkah bahagianya mendapat senyuman dan tersenyum kepada orang lain, karena masing-masing dapat melakukan senam wajah yang akan membuat kita awet muda. Setuju kan?

Jadi teringat 3 S: Senyum, Sapa, Sopan. He he he.

Karena sudah dekat lebaran, maka beberapa hari yang lalu sudah kusiapkan bingkisan 'peduli kasih' berupa kebutuhan pokok yakni beras, minyak, gula, dan sirup untuk kubagikan kepada satpam dan karyawan di kantor.

Pada jam istirahat, kubagikan bingkisan tersebut kepada mereka dengan penuh cinta kasih, dan sebagai balasannya mereka juga memancarkan metta kepadaku. Bukankah hidup bahagia yang kita cari dalam hidup ini?

Apa lagi yang dapat kulakukan untuk memancarkan metta yang sudah membludak di hatiku ini? Kuperas otakku untuk mencari ide. Sambil menyelesaikan tugasku di depan komputer, terpikir ide untuk berkunjung ke panti jompo sepulang kerja untuk berbagi kasih dengan para manula di sana. Seiring dengan hasratku untuk memancarkan metta, semangat kerjaku meningkat pesat.

Dan seperti sudah diatur, begitu jarum pendek jam dinding di kantor menunjuk ke angka 4, tugasku pun selesai. Bergegas kumasukkan tempat minum, tempat makan, dan semua barang pribadiku ke dalam tas tanganku dan langsung menuju ke panti jompo terdekat. Sebelumnya aku mampir dulu ke rumah makan vegetarian untuk membeli beberapa bungkus nasi sayur untuk mereka.

Karena sudah sering aku ke sana, para manula menyambutku dengan senyuman terindah yang dapat mereka berikan, tak peduli dengan gigi mereka yang cuma tersisa beberapa lagi. Yang penting mereka tersenyum dengan tulus dan mata yang berseri-seri karena bahagia.

Setiba di rumah, aku disambut oleh si Metta, kucing kesayanganku. Kusiapkan makan malam untuknya, dan sekaligus untuk keluargaku. Dilanjutkan dengan bercanda ria bersama keluarga sambal menikmati makan malam bersama.

Kututup hari bersama metta dengan bermimpi indah tentang menjalani hidup dengan penuh cinta kasih. Bukan hanya SEHARI tetapi kalau bisa SETIAP HARI.

Dan seperti sudah kusinggung sebelumnya bahwa hidup ini seperti cermin, maka perlakukanlah makhluk lain seperti anda ingin diperlakukan. Jika anda ingin mendapatkan metta dari orang lain, maka pancarkan metta kepada orang lain terlebih dahulu. Yakinlah bahwa apa yang ditanam, itulah yang akan dituai.

Penuhi dunia ini dengan berbagi keindahan metta kepada semua makhluk. Sabbe satta bhavantu sukhitatta.

**

Medan 09 Mei 2022
Penulis: Tania Salim untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, tania salim, mettasik
dokpri, tania salim, mettasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun