Setelah mendengar berita tentang kejadian mengenaskan jatuhnya pesawat China Eastern, ada teman yang bertanya tentang karma kelompok terkait kejadian yang menimpa sekelompok remaja Thailand yang terjebak dalam gua di Chiang Rai, yang semuanya selamat.
Dari berita Liputan6.com tanggal 11 Juli 2018, dikisahkan bahwa 12 remaja anggota tim sepakbola asal Thailand dan pelatihnya selamat setelah terjebak dalam gua yang banjir  selama lebih dari dua minggu.
Apakah peristiwa ini suatu keajaiban ?
Dalam agama Buddha, peristiwa yang menimpa seseorang ataupun kelompok pasti berhubungan dengan karma dan hasilnya.
Sama seperti yang telah saya tulis dalam artikel sebelumnya mengenai Apakah Ada Karma Kelompok, yaitu setiap manusia bertanggung jawab dan mewarisi karmanya masing-masing.
Baca juga: Karma Kelompok, Tentang Kejadian Nahas yang Dialami Bersama
Dalam artikel kali ini, saya juga akan menceritakan tentang kisah yang terdapat dalam Dhammapada Ahakath. Tepatnya syair 127 tentang kelompok ketiga.
Dikisahkan pada suatu kesempatan, ada sekelompok Bhikkhu yang berjumlah 7 orang hendak mengunjungi dan menghormat kepada Sang Buddha. Dalam perjalanan saat di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu.
Para Bhikkhu ini bertanya kepada bhikkhu Vihara sekitar di mana tempat yang bisa mereka jadikan sarana berteduh. Mereka menuju sebuah gua yang ditunjukkan, dan bermalam di sana.
Saat mereka sedang beristirahat, tiba-tiba sebuah batu karang besar menutup pintu gua.
Selama 7 hari para bhikkhu ini terjebak dalam gua tanpa makan dan minum. Pada hari ke tujuh, batu yang menutup gua itu bergeser, sehingga para bhikkhu itu dapat keluar dari gua.
Dengan sedikit terhuyung, para bhikkhu yang terjebak dalam gua ini melanjutkan perjalanan menghadap Sang Buddha. Selain menghormat, mereka berniat bertanya kepada Sang Buddha apa yang telah dilakukan sehingga mengalami peristiwa itu.
Sang Buddha menjelaskan bahwa dalam kehidupan lampau, tujuh orang bhikkhu ini terlahir sebagai tujuh gembala yang melihat seekor iguana yang masuk ke dalam sebuah lubang.
Tanpa bermaksud menyakiti tetapi karena keisengan anak-anak, mereka sengaja menutup jalan keluar lubang tempat iguana berdiam. Kemudian mereka kembali bermain dan lupa dengan iguana yang terjebak dalam gua itu.
Pada hari ketujuh, mereka ingat apa yang telah mereka lakukan kepada iguana yang malang. Dengan segera mereka membuka sumbatan lubang dimana iguana terjebak.
Untungnya binatang malang itu masih hidup walaupun berjalan dengan terhuyung karena tidak makan minum selama tujuh hari.
Perbuatan dari melakukan keusilan menjebak iguana di dalam gua selama tujuh hari inilah yang menyebabkan kelompok Bhikkhu ini terjebak dalam gua.
Kembali kepada peristiwa yang terjadi tanggal 23 Juni 2018 pada sekelompok remaja Thailand, apakah kamma kelompok selalu berakibat yang tidak menyenangkan ?
Dalam Samyutta I Nikaya 227, Sang Buddha bersabda: "Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pulalah buah yang dituai. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan, dan pembuat kejahatan akan menerima kejahatan pula. Tertaburlah olehmu biji-biji benih, dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah daripadanya."
Marilah kita dan sahabat-sahabat baik terus menanam benih-benih kebaikan agar terkondisi sesuatu yang baik yang dapat dituai secara bersama.
Semoga semua mahluk berbahagia.
**
Referensi:  satu, dua, tiga
**
Tangerang, 06 Mei 2022
Penulis: Budy Dipankara untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H