Ada kelahiran pasti ada kematian, seperti pepatah, "Tiada pesta yang tak berakhir". Demikian juga dengan kehidupan kita. Suatu saat pasti akan berakhir alias tutup buku, tetapi tidak berarti kita biarkan hidup kita berlalu sia-sia tanpa berbuat apapun.
Justru kita harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan menabung kebajikan, satu-satunya harta yang bisa dibawa pada saat ajal menjemput.
Dalam wejangannya, Bhante mengibaratkan diri kita dengan mobil. Badan jasmani kita seperti bodi mobil, sedangkan batin kita seperti mesin mobil.
Jadi walaupun badan jasmani kita sakit atau berada dalam kondisi kurang fit, batin kita harus tetap dalam keadaan baik sehingga kita bisa terus berbuat kebajikan hingga akhir hayat.
Selama hayat masih dikandung badan, teruslah berbuat kebajikan. Apa yang ditanam itulah yang dituai. Selesaikan karma masa lalu kita dan songsonglah kehidupan yang lebih baik dengan terus berbuat kebajikan.
Seiring dengan pemahaman yang timbul, hujan pun berhenti. Langit yang tadinya gelap berganti cerah. Secerah hatiku yang siap menyongsong hari-hari selanjutnya dengan semangat baru menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter. Dan sekaligus menabung kebajikan sebanyak-banyaknya.
Maju terus, pantang mundur!!!
**
Medan, 20 April 2022
Penulis: Tania Salim untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H