Dalam kondisi tersebut, masih teringat olehku petunjuk lain Guruku Yang kumuliakan; Agar menanam biji teratai hasil kebajikan, yang juga kusimpan di kantong nuraniku.
Yang harus ditanam di antara bagian halaman taman pada tanah terbentang luas. Kuletakan biji teratai di genggaman tangan ke atas tanah. Aku mengambil air di kolam, kusirami pada tempat biji yang sudah kutanam.Â
Lalu pemandangan indah muncul seketika. Ada dentuman dan percikan cahaya sinar warna warni. Bagaikan suasana pesta kembang api di kota besar menyambut pergantian tahun.
Keajaiban terulang, tampak bangunan istana berada diantara halaman taman Sorgawi. Bangunan terbuat dari emas memancar sinar-sinar warna kuning emas. Sungguh Raga ini berada dan dikuasai suka cita, bahagia, dan kesenangan tak terkatahkan.
Aku telah berada didalam Istana, yang indah mengagumkan. Iya, akulah yang menjadi pemilik dan menempati istana ini.
Altar yang tersusun dari tangan-tangan terampil, tampak sama dengan altar kala perayaan besar saat aku masih berada di bumi. Kini ada di sorga, di depan ku berdiri.
Mata menelusuri bagian altar, terbaca tulisan indah pada dinding bagian atas altar. "Inilah altarmu, pemberian hadiah bagi pelaku kebajikan."Â
Hati ini tergerak. Reflek tanganku beranjali. Lalu mengheningkan diri, berupaya mengrilekskan seluruh tubuh melalui kontemplasi.
Renungan di mulai, 'sesuatu yang ada pada akhirnya tiada. Semua landasannya hukum alam. Dengan menyadari, melepaskan, tidak menggenggam, kebahagiaan pun akan datang.
Niat yang baik adalah sumber dari adanya anugrah, berkah pun datang. Dilengkapi dengan berkecukupan.
Segalanya yang ada pada manusia bersumber dan berakhir pada Rupa dan Nama. Dhamma sumber energi, sumber kekuatan, melahirkan ilham, saat berfikir serta bertindak.