Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna "Sadhu-Sadhu-Sadhu," Penutup Doa Umat Buddha

18 April 2022   06:01 Diperbarui: 18 April 2022   11:03 45850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, toni yoyo, mettasik

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "amin" diartikan sebagai "terimalah", "kabulkanlah", atau "demikianlah hendaknya". Kata "amin" biasanya diucapkan sewaktu berdoa atau sesudah berdoa.

Di kalangan buddhis (pemeluk agama Buddha), seringkali digunakan kata "sadhu" sebagai penutup doa atau di akhir pembacaan (rangkaian) paritta. Kata "sadhu" juga umum diucapkan setelah pengucapan "Sabbe satta bhavantu sukhitatta" (semoga semua makhluk hidup berbahagia) setelah selesai meditasi atau puja bakti.

Dalam berbagai kesempatan tersebut, kata "sadhu" biasanya diucapkan sebanyak tiga kali ("sadhu, sadhu, sadhu"). Salah satu tujuannya kemungkinan adalah untuk penegasan.

Tiga kali pengulangan dalam agama Buddha merupakan sesuatu yang lazim. Hal ini sejalan dengan TIGA permata (Tiratana/Triratna) sesuai ajaran Buddha, yakni Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Banyak orang yang mengira atau mengartikan kata "sadhu" sebagai pengganti yang setara dengan kata "amin", sebagaimana yang digunakan oleh pemeluk agama-agama lain. Yang terpikir oleh mereka, dalam hal ini kata "sadhu" berarti "semoga" atau "semogalah" atau "semoga demikianlah adanya". Padahal pemikiran ini tidaklah tepat.

Kata "sadhu" berasal dari bahasa Pali. Kata "sadhu" sesungguhnya berarti "baik, sungguh baik, perbuatan baik". Kata "sadhu" juga bisa berarti "iya, baiklah, benar" yang mengandung makna persetujuan.

Kata "sadhu" yang berarti "baik" dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat berikut:

"Kimsu yava jara sadhu, kimsu sadhu patihitam" (Apa yang baik sampai usia tua, apa yang baik untuk ditegakkan).

''Sila yava jara sadhu, saddha sadhu patihita" (Kemoralan baik sampai tua, keyakinan baik untuk ditegakkan).

Adapun kata "sadhu" yang berarti "sungguh baik" seperti dalam kalimat-kalimat berikut:

"Sadhu me, Bhante, bhagava tatha dhammam desetu" (Sungguh baik Bhante, apabila Sang Bhagava berkenan membabarkan Ajaran tersebut kepadaku).

"Kayena samvaro sadhu, sadhu vacaya samvaro, manasa samvaro sadhu, sadhu sabbattha samvaro" (Sungguh baik terkendali secara jasmani, sungguh baik terkendali secara ucapan, sungguh baik terkendali secara pikiran, sungguh baik terkendali dalam semuanya).

Kata "sadhu" bisa membentuk kata yang berarti "perbuatan baik" seperti dalam contoh kalimat berikut:

"Asadhum sadhuna jine" (Kalahkan perbuatan yang tidak baik dengan perbuatan yang baik).

Sedangkan "sadhu" yang berarti "iya, baiklah" ada dalam contoh kalimat berikut:

"Atha kho bhagava ayasmantam visakham pancalaputtam etadavoca -- 'sadhu sadhu, visakha!'" (Setelah itu Sang Bhagava berkata kepada YM. Visakha, seorang anak Pancala -- iya, iya, Visakha).

Sebagai catatan, jika mengamati konteks ini, kalimat "sadhu, Bhante", "ama, Bhante", dan "evam, Bhante" memiliki arti yang sama, yakni "baiklah, Bhante" atau "iya, Bhante".

Kata "sadhu" juga bisa berarti "benar, setuju dengan gagasan yang diucapkan" sebagaimana dalam kalimat berikut:

"Sadhu kho tva, visakha" (Kamu benar, Visakha).

Sesuai dengan kesepakatan Sangha Theravada Indonesia (STI) di Balikpapan tertanggal 19 Juni 2015, kata "sadhu" dapat ditambahkan kepada kata lain dan berfungsi sebagai pemanis dalam berbahasa. Dalam konteks ini, kata "sadhu" berarti "bagus".

Adapun kata "sadhu" di akhir doa atau pembacaan (rangkaian) paritta dapat mengandung arti "semoga kebajikan yang telah Anda lakukan menghasilkan buah sesuai harapan". Pengertian ini kemungkinan karena kata "sadhu" dapat berasal dari kata "sadh", yang artinya "tercapailah cita-cita atau harapan".

Mulai sekarang, umat Buddha jangan lagi latah dalam berucap karena latah dalam berpikir. Berpikir "sadhu" sama artinya dengan "amin". Umat Buddha seharusnya sekarang sudah memiliki pemahaman dan pengertian yang benar tentang arti kata "sadhu", yang sering diucapkan dalam berbagai kesempatan. Ternyata, kata "sadhu" tidak hanya memiliki arti tunggal.

Kata "sadhu" bisa menyesuaikan artinya tergantung kepada konteks penggunaannya di dalam kalimat atau peruntukannya dalam pengucapan.

**

Referensi: 1 2 3

**

Tangerang 18 April 2022
Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, toni yoyo, mettasik
dokpri, toni yoyo, mettasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun