"Sadhu me, Bhante, bhagava tatha dhammam desetu" (Sungguh baik Bhante, apabila Sang Bhagava berkenan membabarkan Ajaran tersebut kepadaku).
"Kayena samvaro sadhu, sadhu vacaya samvaro, manasa samvaro sadhu, sadhu sabbattha samvaro" (Sungguh baik terkendali secara jasmani, sungguh baik terkendali secara ucapan, sungguh baik terkendali secara pikiran, sungguh baik terkendali dalam semuanya).
Kata "sadhu" bisa membentuk kata yang berarti "perbuatan baik" seperti dalam contoh kalimat berikut:
"Asadhum sadhuna jine" (Kalahkan perbuatan yang tidak baik dengan perbuatan yang baik).
Sedangkan "sadhu" yang berarti "iya, baiklah" ada dalam contoh kalimat berikut:
"Atha kho bhagava ayasmantam visakham pancalaputtam etadavoca -- 'sadhu sadhu, visakha!'" (Setelah itu Sang Bhagava berkata kepada YM. Visakha, seorang anak Pancala -- iya, iya, Visakha).
Sebagai catatan, jika mengamati konteks ini, kalimat "sadhu, Bhante", "ama, Bhante", dan "evam, Bhante" memiliki arti yang sama, yakni "baiklah, Bhante" atau "iya, Bhante".
Kata "sadhu" juga bisa berarti "benar, setuju dengan gagasan yang diucapkan" sebagaimana dalam kalimat berikut:
"Sadhu kho tva, visakha" (Kamu benar, Visakha).
Sesuai dengan kesepakatan Sangha Theravada Indonesia (STI) di Balikpapan tertanggal 19 Juni 2015, kata "sadhu" dapat ditambahkan kepada kata lain dan berfungsi sebagai pemanis dalam berbahasa. Dalam konteks ini, kata "sadhu" berarti "bagus".
Adapun kata "sadhu" di akhir doa atau pembacaan (rangkaian) paritta dapat mengandung arti "semoga kebajikan yang telah Anda lakukan menghasilkan buah sesuai harapan". Pengertian ini kemungkinan karena kata "sadhu" dapat berasal dari kata "sadh", yang artinya "tercapailah cita-cita atau harapan".