Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

145 Hari, 44 Kontributor, Tulisan ke-200 Grup Penulis Mettasik

15 April 2022   08:29 Diperbarui: 15 April 2022   08:59 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tulisan ke-200 Grup Penulis Mettasik (dokpri)

Jumat, 15 April 2022.

Jari mulai menyentuh tuts laptop di pagi hari. Berselancar di Kompasiana, rumah bersama yang telah kutumpangi dalam 3 tahun terakhir. Tempat menumpahkan asa literasi dari otak yang selalu mencari sensasi.

Tiada maksud kubuat artikel ini. Tidak ada rangkaian kata atau kalimat yang sebelumnya sudah terpatri. Mengalir begitu saja tanpa basa-basi.

Setelah menyunting dan mengunggah sebuah artikel di akun Grup Penulis Mettasik pagi ini, barulah saya sadar jika sudah ada 200 artikel yang terposting. Selama 145 hari, menjalani tiada hari tanpa tulisan.  

dokpri, mettasik
dokpri, mettasik

Pencapaiannya? Biasa-biasa saja.

Tapi, memang tiada ambisi yang kami kejar. Para pencetus grup ini telah berkomitmen, mengajak para sahabat kebaikan untuk meluangkan sedikit waktu. Menuangkan ide melalui literasi, berbagi kebahagiaan dengan cara yang unik.

Grup Perpesanan Mettasik dimulai dari 24 anggota, 13 tulisan dari 11 penulis pada bulan pertama. Saat tulisan ini dibuat, sudah terkumpul 77 anggota dan 44 kontributor. Alhamdulilah!

"Menulis itu asyik," motto yang ditelurkan oleh Dr. Toni Yoyo sahabatku. Saya pun merasa begitu. Memang demikian adanya...

Saking asyiknya, sehingga ruang perpesanan awalnya begitu senyap. Mungkin saja mereka mulai merenungkan, mengapa menulis itu asyik?

Atau masih sibuk menjaga pikiran, agar apa yang dituangkan tidak menimbulkan perdebatan? Entahlah...

mettasik, dokpri
mettasik, dokpri

Seiring waktu berjalan, Satu persatu tulisan mulai bermunculan. Ruang yang dulunya senyap mulai ada bisik-bisik.

Karya yang dihasilkan awalnya masih terasa gamang. Saya berjibaku, mengubah kata, merapikan kalimat, dan memenggal paragraf. Lalu bisik-bisik pun berubah menjadi berisik. Para sahabat kebajikan ini belajar dari apa yang kusunting.

Setelah belasan karya mereka tuliskan, kini diriku tidak melakukan terlalu banyak gubahan. Benar kata para penulis handal, keahlian menulis itu berproses. Yang terpenting adalah rajin membaca.

Rajin membaca tentu harus ada penyulutnya. Membaca tulisan di Kompasiana adalah yang terbaik. Sebabnya tulisan-tulisan kita ada di sana. Masalahnya, tidak semua penulis adalah Kompasianer.

Untuk itulah, maka kami mengundang beberapa penulis tamu untuk berkontribusi. Berbagi kebaikan dan juga memberi contoh tentang gaya kepenulisan.

Sederet nama senior sudah berpartisipasi. Ada Om Katedrarajawen, Romo Bobby, Mbah Ukik, Mba Ari Budiyanti, dan Mba Muthiah Alhasany.

Kami masih menunggu para Kompasianer lainnya yang juga berkenan. Pintu kami selalu terbuka lebar. Sepanjang kebaikan yang dituliskan, tiada sekat atau pun ruang yang terpisah.

mettasik, dokpri
mettasik, dokpri

Lalu proses ini pun harus diasah. Sejak grup ini terbentuk, sudah empat kali pelatihan menulis diadakan.

Selain saya dan Toni yang menjadi pemateri, ada juga dua tamu undangan. Mereka adalah Daeng Khrisna Pabichara tentang dasar menulis, dan juga Mba Muthiah Alhasany tentang jurnalisme warga.

Alhasil...

Ternyata menulis itu memang asyik, bikin ketagihan. Dalam arti yang positif tentunya.

Kalau dulunya saya dan Toni selalu meminta sedekah tulisan. Kini hampir setiap hari, ada saja dana tulisan baru masuk ke email.

Hingga tulisan ini dibuat, masih ada 44 tulisan yang belum diterbitkan.

Saya harus mengakui kesabaran para sahabat. Menunggu antrian itu membosankan, sementara ide kadang tidak tertahankan.

Untuk itu saya menganjurkan mereka membuat akun sendiri di Kompasiana. Entah hanya sebagai pembaca senyap, atau sekadar menyapa komentar yang masuk ke akun Mettasik. Atau sekaligus, bertransformasi menjadi Kompasianer aktif.

Hasilnya lumayan. Sudah ada beberapa akun yang berseliweran di Kompasiana. Mengungkap isi pikiran sekaligus berkenalan lebih dalam dengan para penghuni rumah bersama ini.

dokpri, mettasik
dokpri, mettasik

Ada rasa kebahagiaan tersirat di hati.

Sebagai penyunting, tentu semua tulisan yang masuk, kubaca satu persatu dengan teliti. Betapa indahnya membaca ide yang dituangkan.

Pengalaman keseharian, harapan tentang masa depan, hingga puisi kebahagiaan. Semuanya tersusun dalam larik kata yang mengagumkan.

Terima kasih sobat kebaikan.

Keahlian menulis tidak perlu dikhwatirkan, semuanya hanya masalah waktu. Yang terpenting adalah bagaimana semangat ini terus menggebu. Sebabnya itu bak debu. Mudah lenyap jika angin datang berderu.

Nyatanya, para penulis Mettasik tidak mudah menjadi abu. Hingga kini tekad mereka masih terus berderu. Berbagi kebahagiaan dengan cara yang asyik. Dan sungguh membuatku berbahagia.

Bagi para Kompasianer yang membaca tulisan ini. Tiada maksud dari saya untuk membanggakan diri. Kami sadar jika kami adalah bagian dari rumah bersama ini.

dokpri, mettasik
dokpri, mettasik

Dan, proses ini tidak berhenti di sini...

Untuk itu, izinkanlah saya mengucapkan terima kasih. Atas setiap klik, vote, dan komentar yang sudah singgah di akun kami.

Mungkin kami tidak bisa membalasnya satu persatu, namun dari hati terdalam kami menitipkan kebahagiaan. Bersyukur menjadi bagian dari Kompasiana, dan bersyukur berkenalan dengan para Kompasianer.

Akhir kata, jika ada tulisan atau ketikan yang tidak berkenan, dari lubuk hati terdalam, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga Anda semua berbahagia...

**

Makassar, 15 April 2022
Penulis: Rudy Gunawan untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, rudy gunawan
dokpri, mettasik, rudy gunawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun