Adi sering merasa lelah dan jenuh dengan hidupnya. Walau mempunyai prestasi akademik yang gemilang, punya nenek yang sangat menyayanginya tetapi Adi tidak pernah merasa bahagia.
Suatu hari Adi membaca berita kalau ayah Dodi ditangkap polisi. Ternyata kekayaan ayah Dodi ini dari hasil korupsi. Seluruh kekayaan disita pihak yang berwajib, hingga keluarga Dodi jadi miskin seketika.
Adi juga mendengar ibu dari Iwan tetangganya terkena covid dan meninggal. Tak lama dari itu, ayah Iwan pun menyusul karena terkena covid yang tertular dari ibu Iwan. Seketika Iwan menjadi Yatim Piatu.
Adi tersadar, selama ini dia mencari-cari kebahagiaan. Padahal Adi selama ini mempunyai nenek yang sangat teramat menyayanginya. Mempunyai prestasi akademik yang gemilang, bahkan sudah ada perusahaan yang sudah melirik dirinya, menawarkannya posisi yang menarik.
Setiap orang mempunyai bahagia dan derita masing-masing. Tapi semua itu pasti berubah. Kita hanya melihat bahagianya orang lain dari kacamata kita saja tanpa tahu ada duka di balik itu.
Saat kita mempunyai segalanya, kita tidak boleh sombong. Karena apa yang kita miliki itu tidak abadi dan bisa hilang seketika.
Saat kita tidak punya apa-apa atau tidak punya siapa-siapa, kita tidak boleh iri melihat bahagia orang lain karena mereka memiliki apa yang kita tidak punya.
Selalu bersyukur atas apa yang kita miliki, maka kita akan berbahagia.
**
Jakarta 12 April 2022
Penulis: Mustika T untuk Grup Penulis Mettasik