Semakin tinggi posisi, semakin banyak yang perlu dilepaskan. Jika tidak, maka akan semakin banyak yang dikorbankan. Waktu masih kecil, peran yang dijalankan hanya sebagai anak, semakin bertumbuh perannya juga semakin bertambah. Menjadi murid, teman, karyawan, atasan, ayah-ibu, pengurus organisasi, dan seterusnya.
Tentunya tidak semua bisa sekaligus dikerjakan, perlu bertahap dan satu per satu. Ada pendelegasian tugas. Contoh sebagai seorang atasan yang telah memegang beberapa divisi, perlu mendelegasikan pekerjaan ke anak buahnya, agar bisa mengontrol lebih baik divisi-divisi yang dipegangnya.
Untuk bisa melepas di setiap peran, perlu hidup saat ini. Hidup sesuai dengan kondisi yang sedang dijalankan, bukan yang sudah dijalankan atau yang belum dijalankan. Karena berpotensi terjadi kekacauan.
Contoh: ketika kita sedang berjalan kaki, jika saat berjalan pikirannya ke masa lalu atau ke masa depan, maka konsentrasi saat berjalan menjadi berkurang, sehingga berpotensi jadi tidak waspada terhadap keadaan sekeliling, bisa terjadi tabrakan, atau terjatuh.
Begitu pula ketika sampai di rumah, sudah berubah peran menjadi ayah misalnya, maka permasalahan pekerjaan tidak dibawa pulang. Beperhatian hanya pada urusan di rumah. Hubungan keluarga, dan lain-lain. sehingga setiap urusan dari setiap posisi bisa diselesaikan, tidak tercampur aduk.
Pelepasan tertinggi dari setiap posisi, adalah pelepasan dari posisi itu sendiri. Jika kita begitu melekat pada setiap posisi yang kita pegang, maka ketika waktunya harus lepas, akan terjadi kesakitan dan duka yang mendalam. Ibarat perangko yang menempel erat ke kertas, ketika dilepaskan akan meninggalkan bekas yang mendalam.
Dalam perjalanan mendaki gunung, saya juga diajarkan untuk membawa bekal hanya yang benar-benar dibutuhkan. Karena bekal yang terlalu banyak akan memberatkan perjalanan mendaki. Juga perlu mengatur konsumsi secukupnya selama perjalanan (tidak terlalu berlebihan menghabiskan makanan, atau terlalu hemat makan)
Suatu kali saya menonton pesawat ulang alik yang perlu roket pendorong untuk terbang tinggi. Ketika mencapai ketinggian tertentu, roket pendorong ini harus dilepas agar pesawat tersebut dapat melanjutkan penerbangan lebih tinggi lagi.
Karena pada saat itu roket pendorong yang awalnya untuk membantu pesawat terbang lebih tinggi sudah berubah menjadi beban bagi pesawat tersebut.
Setelah berjuang, pangeran Siddhatta mencapai pencerahan tertinggi menjadi Buddha. Selama 45 tahun Sang Buddha mengajarkan ajaran dan menolong makhluk hidup dari berbagai kedudukan. Dari pagi sampai malam, menghadapi tak terhitung banyaknya makhluk hidup yang membutuhkan pertolongan. Sang Buddha bisa melakukan itu semua karena sudah sangat terampil melepas.
Saya jadi ingat cerita dari seorang kawan, terapis yang menghadapi berbagai persoalan klien, perlu terampil dalam melepas, agar tidak terbawa suasana emosi negatif klien.