Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orang Kaya Nafasnya Tenang, Betulkah?

4 April 2022   06:33 Diperbarui: 4 April 2022   06:47 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Kaya Nafasnya Tenang, Benarkah? (gambar: diadona.id, diolah pribadi)

Saya buru-buru ambil laptop, karena istriku baru saja menemukan sesuatu.

Teori abal-abal, lebih cocok ditulis untuk majalah misteri.com. Istri saya bilang begini, "Tahu tidak, orang kaya itu nafasnya tenang."

Teori itu ia dengar dari Yosa, sepupunya. Saya pun mereka-reka. Teman-teman saya yang kaya, rata-rata begitu sih. "Hmmm..."

"Dan... Yosa juga tenang, sedangkan saya tidak." Istriku melanjutkan.

Pikiran saya langsung mengarah kepada perbandingan (kira-kira) jumlah tabungan Yosa dan uang bulanan yang kuberikan kepada istri saya. Mungkin masih kurang ya? 

Masih penasaran, saya lalu bertanya lagi, "kalau saya bagaimana?"

Dengan entengnya istriku menjawab, "ya pasti tidaklah..."

Entah bagian mana yang membuat dirinya begitu yakin. Padahal diri ini sudah berjibaku cari duit, masih tetap saja dibilang kurang kaya. Semoga kekotoran batin istriku segera lenyap.

Kiro-kiro begitulah.

Saya pun merenung, apa yang disampaikan oleh istri saya ini bisa jadi bahan ulikan yang bagus.

Tidak ada yang perlu diperdebatkan, "kunci kesuksesan adalah ketenangan pikiran." Motto ini saya dapat dari kutipan YM. Bhikkhu Uttamo Mahathera.

Saya pun banyak mendengarkan teori Mindfulness. Sebagai editor untuk Grup Penulis Mettasik, sudah puluhan tulisan saya baca mengenainya. Katanya sikap tenang, fokus, dan tidak ngrundel bisa bikin bahagia.

Lalu, apa hubungannya dengan kekayaan? Tentu saja saya harus menguraikannya dengan penuh kehati-hatian.

Hal ini tidak boleh ditulis terlalu singkat, takutnya dianggap jualan mantra atau jimat. Tapi, tidak boleh juga terlalu padat, takutnya kurang bermanfaat, dan para pembaca sudah keduluan ngadat.

Jadi, saya pilah saja. Tulisan ini akan saya buat versi sederhananya.

Dari sisi materi, saya pasti bukan orang yang miskin sangat. Tapi, bukan juga orang yang kaya-kaya amat. Maklum lobha (keserakahan) masihlah ada.

Saya tidak paham dengan kebiasaan orang-orang kaya. Terutama dengan gaya bernafas yang menurut istriku, saya tidak punya.

Lalu, tangan tergerak memencet mesin gugel. Apa sih kebiasaan orang kaya? Buanyak ternyata...

Di mesin pencari, saya temukan tiga artikel teratas. Ketiga artikel itu judulnya tidak sama. Ada yang bilang 5, ada 7, dan ada yang ngotot 8. Tapi, isinya kurang lebih sama.

Jadi, saya datang dengan versi sendiri saja. membuat kesimpulan dari seluruh referensi. Dan hasilnya adalah...

Membaca dan Belajar, menempati urutan teratas

Bukan rahasia lagi, membaca menambah ilmu. Selain itu, bisa juga sebagai sarana menemukan ide segar dan inovatif.

Saya sendiri merasakan banyak manfaat dari membaca. Bisa melatih otak berpikir terstruktur, sehingga mempengaruhi cara berpikir, beranalisa, dan berbicara.

Bangun Lebih Awal, Petuah dari kakek

Kakek dulu sering menegurku yang sering telat bangun pagi. Katanya sih, malaikat hanya bekerja di pagi hari. Jadi, mereka yang telat bangun tentu tidak akan menambah berkahnya.

Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menyadari bahwa malaikat kakek saya bukanlah yang nyata. Itu adalah sebuah perumpamaan saja.

Intinya, banyak aktivitas positif yang bisa dilakukan. Seperti olahraga, beribadah, dan juga baca buku.

Tidak buang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak penting

Kalimat "sesuatu yang tidak penting" memang relatif. Apa yang penting bagi saya, tentunya beda dengan kamu, kamu, dan kamu.

Tapi, saya memiliki pendekatan berbeda. Daripada pusing dengan apa yang penting dan tidak penting, mending berfokus saja pada tujuan. Artinya, konsisten untuk menjalankan usaha kita dengan penuh ketekunan.

Sering berjalan kaki, juga bisa membebaskan pikiran

Steve Jobs mengungkapkan jika aktivitas berjalan kakinya bisa menolongnya mendapatkan ide segar. Ia berpendapat jika berjalan kaki bisa mengurangi stres, dan memberi energi pada otak.

Berjalan kaki bisa juga membebaskan pikiran melalui udara segar dan lingkungan anyar.

Menghindari pengeluaran yang tidak perlu, tidak bikin sakit hati

Tentu, orang kaya sebenarya bukan crazy rich. Duitnya banyak, tapi tidak dipamer. Apalagi sampai dihambur-hamburkan.

Orang kaya itu konon tidak bilang "murah banget." Malah jika perlu barang murah pun di tawar lagi.

Apalagi kita yang bukan crazy tapi juga tidak rich. Konon sakit kalau tidak memiliki, tapi akan lebih sakit lagi kalau sudah terlanjur dibeli. "Mahal amat!"

Tidak ada kebiasaan bernafas? Lalu setenang apakah orang-orang kaya ini?

Iya, tidak usah takut. Kalau pun belum kaya, kebiasaan ini bisa segera dimulai. Paling tidak buat gaya-gayaan, sambil menunggu karma baik kita berbuah.

Caranya? Coba latihlah meditasi.

Anda bisa bangun di pagi hari, mengikuti gaya Warren Buffet. Gunakan waktu tersebut untuk bermeditasi, segar rasanya.

Anda bisa berjalan kaki, mengikuti gaya Steve Jobs. Lakukan meditasi jalan. Hanya berfokus kepada setiap langkah kaki.

Atau Anda bisa melakukannya di malam hari, mengikuti keinginan diri sendiri.

Apa manfaat meditasi?

Sudah banyak tersebar di dunia maya, Anda tinggal perlu mencarinya. Tapi, satu yang pasti. Mereka yang rajin berlatih nafas (meditasi) adalah mereka yang terampil mengatur nafas (ketenangan).

Nafas yang tenang akan membuat pikiran juga menjadi tenang. Dengan demikian, pikiran akan terfokus pada setiap keadaan, Bisa mengambil keputusan yang tepat melalui pertimbangan yang matang.

Mungkin inilah ciri khas orang kaya. Gaya bernafas orang kaya ala istriku.

Apakah orang kaya bermeditasi? Entahlah...

Tapi, daripada istriku terus meledekku, saya mau coba bermeditasi ah...

Dengan demikian, maka saya tidak akan lagi mendengarkan, "kamu nafasnya kok tidak beraturan, sih?"

**

Makassar 04 April 2022
Penulis: Rudy Gunawan untuk Grup Penulis Mettasik

mettasik, rudy gunawan, dokpri
mettasik, rudy gunawan, dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun