Di zaman sekarang kita selalu membutuhkan jam weker untuk mengingatkan waktu, utamanya agar kita bisa bangun tepat waktu.
Dan inipun tidak terkecuali untuk Lola.
Setiap pagi Lola selalu bangun jam 6 pagi setelah weker miliknya berdering keras.
Saat itulah dia mulai beraktivitas. Lola akan memulai harinya dengan merenggangkan otot-otot, lalu pergi ke kamar mandi.
Menggosok gigi, mandi pagi, dan memakai pakaian untuk bekerja, adalah rutinitas yang Lola lakukan setiap hari.
Aktivitas Lola kemudian berlanjut. Kali ini dia akan berfokus pada ponselnya. Melihat berita, atau menyapa kawan di grup perpesanan. Sambil melakukan hal tersebut Lola tak lupa menikmati sarapan pagi ringan.
Lalu berangkatlah dia bekerja dengan mengendarai sedan tuanya.
Sampai di kantor, Lola akan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya sesuai dengan posisinya. Semua dilakukan dengan penuh dedikasi.
Ketika waktu jam kantor berakhir, pemandangan di kantor menjadi berbeda. Semua akan berhenti bekerja, sebagian bersiap-siap pulang, dan sebagian lagi berencana pergi ke tempat lain.
Lola sendiri memiliki kebiasaan pulang setelah bekerja. Dia kemudian melakukan aktivitas rutinnya di petang hari. Mandi dan menyiapkan makan malam. Lola suka masak dan sangat menikmatinya.
Ketika Lola selesai makan, dia akan mencuci piring, dan waktu sisanya akan dihabiskan untuk bersosialisasi "online".
Itu semua dilakukan Lola hampir setiap hari, dari hari Senin sampai Jumat. Pada hari Sabtu dan Minggu, Lola melakukan aktivitas lainnya, menggunakan waktunya untuk menikmati saat beristirahat.
Ada perbedaan aktivitas yang dilakukan Lola pada hari biasa dan di akhir pekan. Tapi, kita bisa melihat bahwa sesungguhnya ada sesuatu yang sama. Semuanya dimulai oleh deringan weker.
Sampai di sini, kita bisa melihat betapa pentingnya weker agar kita bisa terbangun setiap hari. Bayangkan apa yang terjadi, jika kita telat bangun, haya karena lupa menyalakan weker?
Iya, jam weker sudah seperti ritual. Bunyinya di pagi hari adalah petanda kita memulai hari.
Tapi, apakah hanya itu saja? Tidak, kawan.
Pernahkah kita berpikir untuk menggunakan weker sebagai pengingat terhadap berbagai hal yang sering terlupakan?
Seperti apa? Banyak...
Sebagai pengingat, bahwa kini saatnya untuk beristirahat. Menjauhkan kita dari kesibukan yang memakan tenaga dan pikiran.
Sebagai pengingat, bahwa sekarang saatnya untuk introspeksi diri sendiri. Melihat apa yang belum, dan harus dikerjakan oleh diri sendiri. Bukan melihat apa yang belum dan harus dikerjakan oleh pihak lain.
Sebagai pengingat, untuk melihat kualitas mental diri sendiri. Apakah sudah memiliki kualitas bermanfaat atau belum. Apakah sudah meninggalkan kualitas tidak bermanfaat atau belum.
Dan sebagai pengingat, bahwa kematian akan terjadi kapan saja tanpa dapat kita pastikan.
Hal tersebut bukan untuk menakuti, melainkan agar kita selalu mawas diri. Agar kita tidak hanyut, dan tidak pernah lengah dalam hidup ini.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Semoga kita semua bahagia bebas dari kesulitan baik jasmani maupun rohani.
**
Los Angeles, 02 April 2022
Penulis: Willi Andy untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H