Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jam Weker, Bisa Mengingatkan Kematian

3 April 2022   15:01 Diperbarui: 3 April 2022   15:06 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Lola selesai makan, dia akan mencuci piring, dan waktu sisanya akan dihabiskan untuk bersosialisasi "online".

Itu semua dilakukan Lola hampir setiap hari, dari hari Senin sampai Jumat. Pada hari Sabtu dan Minggu, Lola melakukan aktivitas lainnya, menggunakan waktunya untuk menikmati saat beristirahat.

Ada perbedaan aktivitas yang dilakukan Lola pada hari biasa dan di akhir pekan. Tapi, kita bisa melihat bahwa sesungguhnya ada sesuatu yang sama. Semuanya dimulai oleh deringan weker.

Sampai di sini, kita bisa melihat betapa pentingnya weker agar kita bisa terbangun setiap hari. Bayangkan apa yang terjadi, jika kita telat bangun, haya karena lupa menyalakan weker?

Iya, jam weker sudah seperti ritual. Bunyinya di pagi hari adalah petanda kita memulai hari.

Tapi, apakah hanya itu saja? Tidak, kawan.

Pernahkah kita berpikir untuk menggunakan weker sebagai pengingat terhadap berbagai hal yang sering terlupakan?

Seperti apa? Banyak...

Sebagai pengingat, bahwa kini saatnya untuk beristirahat. Menjauhkan kita dari kesibukan yang memakan tenaga dan pikiran.

Sebagai pengingat, bahwa sekarang saatnya untuk introspeksi diri sendiri. Melihat apa yang belum, dan harus dikerjakan oleh diri sendiri. Bukan melihat apa yang belum dan harus dikerjakan oleh pihak lain.

Sebagai pengingat, untuk melihat kualitas mental diri sendiri. Apakah sudah memiliki kualitas bermanfaat atau belum. Apakah sudah meninggalkan kualitas tidak bermanfaat atau belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun