Ketika Lola selesai makan, dia akan mencuci piring, dan waktu sisanya akan dihabiskan untuk bersosialisasi "online".
Itu semua dilakukan Lola hampir setiap hari, dari hari Senin sampai Jumat. Pada hari Sabtu dan Minggu, Lola melakukan aktivitas lainnya, menggunakan waktunya untuk menikmati saat beristirahat.
Ada perbedaan aktivitas yang dilakukan Lola pada hari biasa dan di akhir pekan. Tapi, kita bisa melihat bahwa sesungguhnya ada sesuatu yang sama. Semuanya dimulai oleh deringan weker.
Sampai di sini, kita bisa melihat betapa pentingnya weker agar kita bisa terbangun setiap hari. Bayangkan apa yang terjadi, jika kita telat bangun, haya karena lupa menyalakan weker?
Iya, jam weker sudah seperti ritual. Bunyinya di pagi hari adalah petanda kita memulai hari.
Tapi, apakah hanya itu saja? Tidak, kawan.
Pernahkah kita berpikir untuk menggunakan weker sebagai pengingat terhadap berbagai hal yang sering terlupakan?
Seperti apa? Banyak...
Sebagai pengingat, bahwa kini saatnya untuk beristirahat. Menjauhkan kita dari kesibukan yang memakan tenaga dan pikiran.
Sebagai pengingat, bahwa sekarang saatnya untuk introspeksi diri sendiri. Melihat apa yang belum, dan harus dikerjakan oleh diri sendiri. Bukan melihat apa yang belum dan harus dikerjakan oleh pihak lain.
Sebagai pengingat, untuk melihat kualitas mental diri sendiri. Apakah sudah memiliki kualitas bermanfaat atau belum. Apakah sudah meninggalkan kualitas tidak bermanfaat atau belum.