Dari syair di atas, kita menjadi lebih mengerti bahwa semua mahluk memiliki karmanya sendiri.
Kalau memang demikian, mengapa ada peristiwa kecelakaan pesawat yang memakan korban jiwa bersama sebanyak 132 orang?
Apakah ini disebut karma kelompok ?
Sesungguhnya manusia adalah mahluk sosial. Kita hidup berkelompok dan bermasyarakat. Umumnya tinggal dengan yang memiliki kesamaan.
Dalam masyarakat yang rukun dan penuh kekeluargaan, semangat gotong royong bukanlah hal yang aneh. Pekerjaan akan dilakukan bersama-sama. Tetapi dalam kebersamaan itu, masing-masing orang tetap dengan pikiran dan tindakan yang berbeda.
Perbuatan kelompok inilah yang mengkondisikan buah karma secara bersama, tapi dengan kondisi yang berbeda dari masing-masing individu. Sehingga kondisi buah karma secara bersama ini sering diasumsikan sebagai karma kelompok.
Kalau kita menyimak dari syair di atas, maka sesungguhnya mereka mewarisi karmanya masing-masing, tetapi dalam waktu dan tempat yang bersamaan.
Sangat mungkin orang yang selamat dari kecelakaan pesawat karena batal terbang adalah salah satu anggota kelompok yang tidak berada dalam kondisi sebab yang dibuat bersama.
Yang terpenting bagi kita semua, marilah berdoa agar mereka yang meninggal mendapatkan kebahagiaan di manapun mereka berada.
Bagi kita yang masih hidup, marilah selalu berbuat baik dan mengkondisikan keluarga atau masyarakat sekitar kita melakukan perbuatan terpuji lainnya sesuai keyakinan masing-masing.
Semoga semua mahluk bebas dari derita.
Semoga semua mahluk tak kehilangan kesejahteraan yang telah mereka peroleh.