Sepandai dan sepintar apapun seseorang, jika tidak ada karya yang ditinggalkan, yang bisa mewakili dirinya setelah meninggal dunia, sangatlah disayangkan.
Tulisan adalah karya yang tak lekang oleh waktu. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tulisan dapat disimpan dan diteruskan dalam jangka waktu lama, meski penulisnya telah tiada.
Namun sering timbul pertanyaan di dalam diri kita, "Saya merasa tidak punya bakat atau potensi diri untuk menulis, bagaimana dong?" Ini sering timbul di benak orang-orang yang ragu untuk (memulai) menulis.
Meskipun selama ini belum ada tanda-tanda bakat menulis, jangan terburu-buru untuk menarik kesimpulan bahwa diri kita tidak punya bakat atau potensi diri guna menghasilkan karya tulisan.
Seringkali bakat atau potensi diri perlu diberikan kondisi yang sesuai untuk memungkinkannya muncul. Kondisi tersebut di antaranya adalah belajar cara-cara menulis yang baik.
Tentu saja kemudian harus dilanjutkan dengan mempraktikkan apa-apa yang sudah dipelajari. Lalu lihatlah perkembangan hasil yang diperoleh. Sangat mungkin tulisan kita akan semakin membaik dan menarik untuk dibaca.
Seandainya, setelah mengupayakan berbagai kondisi yang sesuai dan berupaya cukup keras, ternyata tulisan yang kita hasilkan belum cukup baik, barulah boleh diambil kesimpulan bahwa diri kita kurang atau bahkan tidak memiliki bakat atau potensi diri untuk menulis.
Jika demikian halnya, silakan berhenti untuk mencoba menulis karena hasil dan upaya menjadi tidak berimbang. Lebih baik melakukan hal lain yang lebih sesuai dengan bakat atau potensi diri kita.
**
Jakarta, 28 Maret 2022
Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik