"Tu kaan... Nih, baca sendiri." Ria menunjukkan risalah rapat hari ini.
Anie menatap lembaran kertas yang diberikannya. Isinya tentang keputusan semua karyawan dilarang berjualan saat jam kantor. Berlaku mulai sekarang.
"Terus mau gimana? Mangkanya, HR kamu lawan! Kena karma deh sekarang, apes. Tapi buat saya hoki sih, artinya hemat pengeluaran Ri," gurau Anie.
Ria adalah salah satu diantara mereka-mereka yang rajin berjualan di jam kerja. Lumayan untungnya bisa mendapatkan tambahan untuk membayar kos bulanan dan beli baju baru dan tas modis.
Sebagai seorang sekretaris, penampilan adalah bagian dari hari-harinya.
Pagi itu ketika Bos sedang dinas di luar, Ria asyik memperlihatkan katalog dan menawarkan produk kosmetik kepada rekan kerja.
Tiba-tiba bu Tanti, HR menghampirnya dan menegur "Kamu lagi apa? Bukannya kerja, mentang-mentang bos tidak ada ya?"
Alih-alih minta maaf, Ria justru seloroh dan menjajakan katalognya. Spontan HR yang terkenal galak dan judes melotot kepadanya.
Tanpa ampun, surat edaran yang berisi larangan berjualan pun disebarkan siang hari.
Rekan-rekan yang terdampak pun ikut mengumpat. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.
"Karma... oh karma... Sudah tidak boleh dagang, tambah pula makian dari teman sejawat," batin Ria.
Sebetulnya konotasi karma itu tidak selalu negatif. Karma (bahasa sansekerta) dan Kamma (bahasa Pali) menurut KBBI mempunyai arti perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Hukum sebab-akibat.
Sebaliknya, bila sedang mendapatkan berkah atau kenikmatan, acap kali yang terucap "Wah, lagi hoki nih." Padahal ini juga bagian dari sebab-akibat tindakan dan hasil perbuatan kita.
Karma atau Kamma adalah yang dilakukan oleh Pikiran, Ucapan, Perbuatan.
Sebuah contoh klasik lainnya yang sering diceritakan:
Ketika kita melemparkan sebuah batu ke dalam sebuah kolam yang tenang, kali pertama yang terdengar adalah percikan air. Kemudian diikuti oleh terlihatnya lingkaran-lingkaran gelombang.Â
Perhatikanlah bagaimana lingkaran itu makin lama makin melebar, lalu menipis, dan akhirnya tak dapat dilihat lagi oleh mata kita.
Namun ini tidak berarti gerakan tadi telah selesai. Ia tetap berlanjut dengan sangat halus.
Artinya sebab akibat dari karma perbuatan kita akan kembali kepada kita. Segala sesuatu yang datang pada kita adalah benar adanya, apakah itu baik atau buruk.
Pilih Karma atau Kamma. Keduanya adalah sama. Kemalangan dan berkah adalah buah perbuatan dan tindakan kita.
Jangan lupa berbuat baik.
**
Jakarta, 28 Maret 2022
Penulis: Iing Felicia untuk Grup Penulis Mettasik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI