Ruangan ini gelap, bau lembab, cat di dinding banyak yang terkelupas. Ada sebuah pintu besi berkarat yang menghubungkannya dengan ruangan lain. Tak ada siapapun.
Barang-barang berserakan tertutup debu tebal dan tiba-tiba wussshhhhh!!!.... Ada hawa dingin datang. Seketika aku menggigil bukan karena dingin. Jantung berdetak kencang, bulu kuduk tanpa di ijinkan pun ikut menegakkan diri.... Sudah beberapa kali aku berada di tempat ini, namun selalu merasa seperti ini.
Tiba-tiba terdengar lengking suara tawa. Persis seperti di film-film horror. Dada sesak, napas terengah-engah. Jantung rasanya lepas dari tempatnya menempel, lalu terjatuh ke jurang karena rasa takut yang teramat sangat. "Dia muncul lagi!!!...."
Wanita berambut panjang menutupi seluruh wajahnya. Berpakaian putih menjuntai. Bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti, seakan bisa membaca pikiranku.
"Tidak...tidak aku tak mau lihat. Arrrgggghhhhhhhh !!!", aku berteriak dalam hati sambil menutupi wajah rapat-rapat. Tiba-tiba aku terbangun besama genderang di dada yang masih berdentum.
Ah, mimpi itu lagi!! Sudah beberapa kali dia mengunjungi mimpiku. Â Dan tiap kali rasa cemas, takut menyertai.... Kalau-kalau benar dia ada di samping.
Kuberanikan diri menoleh ke samping, "Fiuuhhh!!!" Lega, ternyata seorang laki-laki berambut gundul yang sedang tertidur pulas di sana. Dan dia suamiku!
Dengan susah payah memperhatikan napas yang untungnya tidak ikut hilang bersama si mimpi, akhirnya kembali kutertidur.
Waktu berlalu. Kala itu, saya mengikuti retreat meditasi yang kesekian kalinya di sebuah center. Guru mengulang sebuah syair cinta kasih. Meski sudah beberapa kali ku dengar namun entah mengapa saat itu jadi lebih mendalam. Â
"Apapun yang muncul di pikiran, berikanlah kasih sayang kita. Pancarkan cinta kasih kita, dengan harapan Semoga Semua Hidup Berbahagia...," ucap Beliau.