Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesuksesan Itu Tidak Sulit, Ini Rahasia Gampangnya!

25 Maret 2022   05:15 Diperbarui: 25 Maret 2022   05:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah perumpamaan Afrika yang pantas kita renungkan. Perumpamaan Afrika tersebut berbunyi:

"Setiap pagi, di saat seekor RUSA bangun, ia tahu bahwa ia harus lari LEBIH CEPAT daripada SINGA yang PALING CEPAT, kalau tidak, ia akan mati dimangsa.

Sebaliknya setiap pagi, ketika seekor SINGA bangun, ia tahu bahwa ia harus lari LEBIH CEPAT daripada RUSA yang PALING LAMBAT, kalau tidak, ia akan mati kelaparan."

Renungan seperti apa yang dapat kita lakukan terkait perumpaan Afrika tersebut? Apakah itu seekor rusa atau singa, atau makhluk apapun lainnya, begitu matahari terbit, segeralah "BERLARI".

"Berlari" ini tentu saja jangan ditafsirkan secara harfiah. "Berlari" ini harus diartikan dengan "bergerak" atau "bertindak" (berbuat atau melakukan tindakan).

Kabar buruknya adalah memulai bertindak itu sangat sulit bagi banyak orang. Kabar baiknya, begitu kita mulai bertindak, kelembaman atau keengganan kita akan semakin berkurang.

Setelah kita melakukan tindakan pertama, tindakan selanjutnya akan lebih mudah untuk dilakukan. Semakin banyak tindakan yang dilakukan, tindakan-tindakan selanjutnya akan menjadi semakin mudah.

Artinya tindakan memicu tindakan berikutnya. Tanpa memulai tindakan pertama, akan sulit untuk melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.

Jika kita melakukan tindakan, walaupun kita membuat kekeliruan, kita akan mendapatkan pengalaman. Pengalaman dari tindakan yang sudah dilakukan, dapat dijadikan pelajaran untuk tindakan selanjutnya yang lebih baik.

Itulah sebabnya Theodore Roosevelt, salah satu presiden Amerika Serikat, pernah mengatakan, "Dia yang tidak pernah membuat kekeliruan, takkan membuat kemajuan".

Kekeliruan dari tindakan yang sudah dilakukan, jangan dijadikan ketakutan untuk bertindak selanjutnya. Kekeliruan dari tindakan yang sudah dilakukan, harus dijadikan landasan untuk bertindak lagi dengan lebih baik. Jika ini disiplin dan konsisten dilakukan, niscaya kesuksesan akan lebih mudah diraih.

Akumulasi pengalaman dari berbagai tindakan yang sudah dilakukan, dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi kita. Alhasil, kekeliruan atau kegagalan akan semakin menurun, jarang, bahkan menjauh dari diri kita.

Dengan berani memulai tindakan, dengan melakukan tindakan-tindakan awal, rasa takut kita akan mulai terusir. Rasa takut kita meski masih ada, tidak akan lagi sebesar di awal.

Proses mengulang-ulang bertindak, mengambil pelajaran dari tindakan-tindakan yang sudah dilakukan, memperbaiki tindakan-tindakan selanjutnya, dapat kita teruskan sehingga ketakutan kita menjadi hilang.

Meski ketakutan tidak hilang sepenuhnya setelah melakukan tindakan-tindakan, minimal ketakutan kita ada di level yang wajar. Ketakutan yang wajar akan membuat prinsip kehati-hatian tetap ada dalam setiap tindakan selanjutnya yang akan kita lakukan.

Oleh karenanya, kata kuncinya adalah "MELAKUKAN TINDAKAN". Kita harus mulai bergerak atau bertindak. Tidak menjadi soal apa yang menghambat kita atau berapa lama kita tidak bertindak.

Yang terpenting, jangan terbenam hanya dalam keinginan dan rencana. Lanjutkan dengan melakukan tindakan, tindakan, dan tindakan lagi hingga keinginan kita tercapai.

Ingatlah, cara terbaik untuk memutus lingkaran ketakutan adalah menghadapi rasa takut itu. Caranya adalah dengan melakukan tindakan, sekalipun tindakan itu sepertinya kecil atau tidak berarti.

Tanpa tindakan, takkan ada hasil yang diraih. No Action, (definitely) No Result!

**

Jakarta, 25 Maret 2022
Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik

mettasik, dokpri, toni yoyo
mettasik, dokpri, toni yoyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun