Orang-orang memanggilnya dengan Toni. Ia adalah seorang yang berasal dari desa miskin di Tiongkok. Berimigrasi ke Hong Kong untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Toni bekerja di suatu pabrik dengan upah yang sangat minim. Apa boleh buat, dia tidak memiliki pendidikan formal yang memadai, ia berasal dari kampung nun jauh di sana.
Toni bekerja pada lingkungan yang keras. Ia sering jadi korban perundungan, sering pula jadi korban ketidakadilan. Toni menerimanya dengan penuh kekecewaan.
Kesabaran ada batasnya, Toni yang mencoba diam tidak bisa lagi menerima perlakuan yang ia terima. Dari pertengkaran kecil, percekcokan besar, hingga menjadi perkelahian. Toni pun dipecat.
Lalu Toni mencoba lagi. Berbagai jenis pekerjaan kasar, dari pencuci mobil hingga kerja di dapur. Namun, di setiap tempat kerja, Toni tidak pernah luput dari perkelahian. Baik dengan sesama pekerja, atau pun karyawan.
Toni tidak pernah berubah.
Pada tahun 1997, Hong Kong dikembalikan ke Tiongkok. Inggris tidak lagi berkuasa atas negara pulau tersebut. Fenomena sosial pun bergolak, termasuk masalah keamanan.
Aksi kriminalitas terjadi dimana-mana, ditenggarai ada aktornya. Para mafia dan gangster jalanan. Kota metropolis Hong Kong tidak lagi aman, tapi tidak bagi Toni.
Ia bergabung dengan Triad, kelompok yang marak dikenal sebagai Mafia Hong Kong. Toni menemukan bakatnya di sana. Aksi kriminal, menjual obat-obat terlarang, tak lupa juga perkelahian yang selama ini telah mewarnai hidupnya.
Toni menjadi buronan polisi Hong Kong, dan juga incaran dari lawan-lawan gangster.