Suatu pagi di sebuah Sekolah Dasar, seorang ibu guru sedang memberikan pelajaran agama di kelas 4. Si Ibu guru tersebut dikenal sebagai guru yang baik hati, penyabar, dan penuh kasih sayang.
Materi pelajaran saat itu adalah "Menjadi Lilin Dunia dan Garam Dunia." Menceritakan tentang teladan bagaimana seseorang bisa mengarahkan dirinya menjadi baik, berguna bagi dirinya sendiri, dan juga orang lain.
Murid-murid kelihatan begitu antusias menyimak materi dari ibu guru favorit mereka. Pada akhir pelajaran, sang bu guru bertanya, "anak-anak, siapa yang ingin menjadi Lilin Dunia?"
Murid-murid pun dengan antusias, saling beradu cepat mengangkat jari telunjuk mereka, "saya... bu guru."
Sambil tersenyum puas dan mengangguk, si ibu guru bertanya kembali, "sekarang, siapa yang mau menjadi Garam Dunia?"
Murid -- murid kembali menjawab dengan semangat dan saling berteriak, "saya, bu guru... Saya, bu!!!"
Si ibu guru Kembali tersenyum. Ia puas melihat murid-muridnya begitu antusias menyimak materi pelajaran pada hari itu.
Tiba-tiba, pandangannya terpaku pada seorang anak lelaki bernama Boy. Sang anak lelaki duduk di barisan belakang tengah. Dia terlihat menundukkan kepalanya.
Sikap Boy sangat berbeda dengan anak-anak lainnya yang begitu antusias. Si Boy lebih banyak diam dan tidak bereaksi.
Dengan penuh kelembutan, ibu guru menanyakan kepad Boy, "apa pilihan kamu, Boy? Mana yang kamu suka?"