Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pilih Sehat, Bukan Panjang Umur

15 Maret 2022   05:44 Diperbarui: 15 Maret 2022   05:44 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilih Sehat, Bukan Panjang Umur (sumber: hindustantimes.com, diolah pribadi)

Jika saya disuruh memilih antara sehat dan panjang umur, saya pasti akan memilih sehat sebagai pilhan pertama. Namun itu bukan berarti saya segera angkat kaki dari kehidupan ini. Bukan berarti saya mau pendek umur.

Setiap orang tentu pernah sakit. Karena memang hukumnya demikian, kita tidak mungkin menghindari dari segala jenis gangguan kesehatan. Mulai dari gangguan yang ringan-ringan saja, yang dianggap penyakit umum dalam keseharian.

Misalnya, Anda terpapar virus flu. Mungkin hidung terasa mampet, tersumbat. Atau hidung penuh dengan cairan. Bersin-bersin, hidung meler. Badan terasa tidak nyaman, agak demam, meriang. 

Kadang disertai dengan batuk. Leher terasa gatal dan panas. Menelan agak susah. Apa yang bisa kita lakukan?

Dalam kondisi seperti itu, hidup terasa tidak nyaman. Mau makan, tidak enak di mulut. Mau tidur, juga terasa tidak nyaman. Rasanya lelah, kepingin berbaring. Tapi tidak bisa tidur nyenyak. 

Rasanya serba salah. Apalagi kalau disuruh kerja. Pikiran juga terasa tidak bisa diajak untuk kompromi atau menganalisis sesuatu.

Apalagi kalau mempunyai gangguan kesehatan yang agak serius. Asma, misalnya; seperti yang saya alami di masa anak-anak hingga remaja. Ketika asma kambuh, saya tidak bisa tidur berbaring. Saya duduk di kursi, meletakkan kepala di meja dengan berlandaskan tangan. 

Saya juga tidak bisa berjalan agak jauh. Saya tidak pergi ke sekolah, tidak bisa bermain bersama kawan-kawan. Sungguh sangat menderita.

Saya pernah bertemu dengan beberapa penderita kencing manis yang serius. Ada yang tergantung insulin dan akhirnya mengalami kebutaan. Ada yang kakinya diamputasi. Mereka membutuhkan bantuan orang lain selama sisa hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun