Temuan ini mengindikasikan adanya akar penyebab yang disebut "beauty premium" yang terjadi pada setiap profesi.
Secara terpisah, riset Harvard mengkonfirmasikan bahwa pekerja yang mempunyai kecantikan di atas rata-rata mempunyai penghasilan antara 10 sampai 15 % dari pekerja di bawah kecantikan rata-rata.
Fenomena beauty premium dapat terlihat dari penampilan CEO perusahaan. Umumnya mereka berpostur tinggi, tampan dan rupawan. Begitu juga kandidat calon presiden di Amerika.
Sementara riset yang sama juga menyebutkan bahwa wanita yang memakai make up tampak lebih dapat dipercaya dan kompeten (Theladders)
Dalam buku Beauty Pays: Why Attractive People Are More Successful, Daniel Hamermesh, seorang ekonom terkenal dari University of Texas in Austin menyebutkan bahwa; Orang berpenampilan menarik akan mendapat lebih banyak benefit dari perusahaan. Misalnya berpergian dengan kelas bisnis, mendapat pinjaman dengan syarat yang lebih baik.
Demikian juga sebaliknya, orang yang berpenampilan menarik akan memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan. Misalnya dalam dunia properti. Seorang agen penjualan yang menarik biasanya akan menjual lebih banyak dari mereka yang berpenampilan di bawah rata-rata.
Tapi, ada juga yang menarik. Hal R. Varian is seorang profesor dari University of California at Berkeley menyimpulkan hasil dari sejumlah survei dan ekperimen; Kemampuan orang yang berparas rupawan dalam menyelesaikan tugas labirin tidak lebih baik dari orang biasa.
Ternyata, walaupun produktivitas sama, mereka mempunyai kepercayaan yang lebih akan kemampuan sendiri (The New York Times).
Upadhi Sampatti
Seorang yang terlahir berpenampilan menarik, mempunyai jasmani yang indah dan anggota tubuh yang lengkap dikatakan berada dalam kondisi menguntungkan. Upadhi Sampatti artinya memiliki bentuk jasmani yang indah.
Disebut berada dalam kondisi menguntungkan karena karma baiknya berkesempatan berbuah. Hal ini sesuai riset yang telah dijelaskan di atas.