Jika anda pernah mengikuti retreat meditasi, mungkin pernah bertanya atau mendengar konsultasi peserta dengan instruktur, anda akan mendengar jawaban yang sama: "Amati saja".
Ketika peserta meditasi merasakan kaki yang sakit luar biasa, gelisah, kesal, kesemutan, merasa badan panas, kepala sakit, terbang, melayang, seperti dimakan raksasa, bertemu malaikat, bertemu dengan dewa dan segala macam sensasi lainnya, ketika ditanyakan kepada instruktur, jawabannya sama. "Amati saja".
Mengapa sejuta pertanyaan jawabannya hanya satu?.
Ya, karena selama meditasi pikiran dilatih untuk tidak kepo, tidak mengurusi orang lain, tidak menilai apapun, hanya melihat, hanya mengetahui apa adanya.
Hanya itu.
**
Dalam keseharian, pikiran selalu sibuk mengurusi beribu-ribu informasi dari kontak yang terjadi. Lewat mata, melihat yang indah, ingin lagi, melihat yang menjijikan ingin muntah.
Lewat telinga mendengar suara yang merdu, ingin lagi, mendengar suara berisik mau marah. Lewat hidung, mencium bau yang harum, ingin lagi. Mencium bau busuk, kesal.
Lewat lidah, mencicipi makanan enak, ingin tambah. Makanan tidak enak, kecewa. Menyentuh sesuatu yang lembut, halus, ingin lagi, menyentuh yang menusuk, marah.
Lewat pikiran, Ingat pada yang dicintai, rindu. Ingat yang dibenci jadi marah.