Sepatu, kehadiranmu selalu dinantikan. Entah sudah berapa banyak jasa yang engkau berikan kepada para pemakaimu. Menyertai mereka dalam setiap suasana.
Warna sepatu, motif, dan aksesorimu beragam. Memberikan keanggunan dalam setiap penampilan. Berpadu keserasian dalam balutan busana, engkau mampu mendongkrak citra bagi para pemilikmu.
Engkau mampu melindungi kaki dari segala cuaca dan benda tajam yang dapat melukai. Sepatu, engkau setia dalam setiap derap Langkah. Tidak pernah mengeluh, selalu siap kapan pun diperlukan.
Saya teringat dongeng masa kecil tentang Cinderella. Ketika sepatu kaca Cinderella tertinggal di pesta meriah yang diadakan oleh pangeran, ia menjadi petunjuk bagi pangeran untuk menemukan cinta sejatinya.
Penyatuan sepasang sepatu ini berakhir dengan kisah bahagia yang mempertemukan sang pemilik dengan cinta sejatinya. Cinderella dengan Pangeran. Sungguh romantis.
Dari dongeng masa kecil, penulis tertarik mengamati perilaku sepasang sepatu.
- Memiliki bentuk mirip tetapi bukan kembaran.
- Memiliki tujuan yang sama, meski tidak pernah bersatu ketika berjalan.
- Saling melengkapi dengan posisi yang tidak pernah berubah.
- Tidak pernah bersaing untuk menjadi yang pertama, masing-masing berjalan seirama.
- Selalu setia terhadap pasangan walau sudah rusak dan usang dimakan usia.
- Ketika salah satu sedang diperbaiki, yang lain pasti menunggu dengan sabar.
- Walau tidak berjalan berdampingan tapi tetap bersama selalu.
- Saat harus melompat, keduanya saling menunggu dan melompat bersama.
- Di saat pasangan purnabakti, yang lain ikut menyertai.
Alangkah tenteram dunia ini, bila kita dapat menelaah filosofi kesetiaan sepasang sepatu. Saling mendukung, saling mengasihi, saling menjaga, saling memahami. Merawat keunikan yang dimiliki bersama.
Alangkah damainya kehidupan alam semesta ketika kita tanggap memosisikan diri mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk hidup (Metta);
Menebarkan aura welas asih, simpati dan empati (Karuna);
Turut berbahagia ketika pasangan, keluarga, teman dan orang lain bersukacita (Mudita);
Dan memiliki batin yang seimbang saat kesulitan menghampirnya, juga ketika eforia dan kegembiraan yang diperolehnya. (Upekkha).
Mari kita belajar dari perjumpaan pasangan sepatu kaca Cinderella yang ditemukan.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
**
Jakarta, 01 Maret 2022
Penulis: Iing Felicia untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H