Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kita Pun Terlibat Perang Rusia - Ukraina

28 Februari 2022   05:59 Diperbarui: 28 Februari 2022   06:05 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi, mettasik, jayanto chua

Tanggal 24 Februari 2022, Rusia menyerang Ukraina. Dua negara yang tidak pernah saya kunjungi, bahkan letak Ukraina di mana, saya tidak tau.

Berita perang seperti angin bertiup ke mana saja, mengisi setiap ruang yang kosong. Ketegangan terasa di Ukraina yang menjadi daerah konflik, tapi intensitasnya terasa hingga ke "Republik Twitter."

Setiap saat ada bom meledak di daerah konflik, setiap detik ada cuitan mengenai perang Ukraina.

Cuitan yang berseliweran juga terasa seperti timah panas. Saling menyerang bak peluru yang berdesing. Masing-masing kubu memihak tanpa alasan, tanpa sadar terseret dan terlibat di sana.

Jika ada cuitan membela "kubu saya," maka terasalah kemenangan. Sebaliknya, jika ada cuitan yang membela "kubu lawan," maka jiwa ini terasa panas, timbul amarah.

Begitulah yang terjadi, perang Rusia Ukraina juga terjadi di ponsel saya. Tepatnya pada setiap momen saat membuka Twitter dan membaca berita perang.

Pikiran ini berkecamuk, perasaan menang dan marah datang silih berganti. Bercampur aduk menjadi satu.

Sebelum tidur semalam, saya merenung: Yang terlibat perang berada jauh di sana, apakah saya mengenalnya? Tidak. Apakah alasan mereka berkonflik? Saya tidak tahu.

Tapi mengapa diri ini jadi ikut-ikutan perang. Kenal tidak, teman bukan, tapi kenapa? Apakah saya telah disakiti, sedang disakiti, akan disakiti? Tidak!

Apakah keluarga, teman atau kelompok saya, telah disakiti, sedang disakiti, akan disakiti? Apakah orang atau kelompok yang saya benci, telah, sedang, atau akan mengambil keuntungan dari perang ini? Mungkin juga.

Atau mungkin karena saya menganggap salah satu dari mereka adalah kelompokku, sebagian dari mereka adalah musuhku. Karena mereka adalah bagian dari "aku", mereka menyakiti kelompok "aku", makanya saya harus membela. Sehingga akhirnya terlibatlah diriku pada perang Rusia vs. Ukraina ini.

Peperangan terjadi ribuan kilometer jauh di sana, tapi peperangan ini sejatinya terjadi di dalam pikiran. Ketika berpikir ini milikku, ini diriku, ini aku. Konflik yang muncul, tiada hentinya. Tidak akan pernah berhenti!

Semoga semua hidup berbahagia, semoga semua bebas dari penderitaan, semoga semua dapat mempertahankan dan meningkatkan kebahagiaanya.

**

Referensi: Aghatavatthu Sutta

**

Jakarta, 28 Februari 2022

Penulis: Jayanto Chua untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi, mettasik, jayanto chua
dokumen pribadi, mettasik, jayanto chua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun