Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Persimpangan Jalan: Diet Vegetarianisme

18 Februari 2022   04:00 Diperbarui: 18 Februari 2022   04:06 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Persimpangan Jalan: Diet Vegetarianisme (diolah pribadi, gambar: klikdokter.com)

"Vegetarianisme" atau "vegetarisme" adalah gaya hidup yang hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari sayur-sayuran dan hasil tumbuhan-tumbuhan lainnya. Gaya hidup ini menolak atau menganggap suatu pantangan untuk mengonsumsi makanan yang berasal dari hewani.

Orang yang mempraktikkan vegetarianisme atau vegetarisme sering disebut sebagai "vegetarian". Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), "vegetarian" diartikan sebagai orang yang (karena alasan keagamaan atau kesehatan) tidak makan daging, tetapi makan sayuran dan hasil tumbuhan.

Makanan hewani adalah yang berasal dari hewan, contohnya daging merah, unggas, dan ikan. Terkadang masih mungkin seorang vegetarian mengonsumsi produk olahan atau turunan dari hasil hewani, seperti telur, keju, mentega, yoghurt, gelatin, kolagen, pepsin, madu, ataupun susu.

Selain istilah "vegetarianisme" atau "vegetarisme", muncul pula istilah "semi-vegetarianisme" atau "semi-vegetarisme". Para penganutnya masih mengonsumsi jenis makanan hewani, yakni ikan atau ayam. Contohnya di Indonesia, beberapa suku pelaut menjalankan diet ini meski tidak menyatakan diri sebagai orang-orang "semi-vegetarian".

Bentuk paling ketat dari vegetarianisme atau vegetarisme adalah "veganisme". "Vegan" sebagai istilah bagi penganut veganisme hanya boleh mengonsumsi produk dari tumbuhan (nabati) saja. Vegan sama sekali tidak memakan hewan laut bahkan produk olahan hewani.

Madu dari lebah pun bahkan dihindari oleh vegan. Para vegan juga dikenal menentang penggunaan produk bukan makanan yang berasal dari hewan, misalnya sepatu dan pakaian.

Mereka juga banyak yang menentang produk yang diujicobakan kepada hewan terlebih dahulu sebelum dipasarkan kepada manusia. Contohnya adalah produk kosmetik dan obat-obatan.

Kapan asal mulanya diet vegetarianisme?

Istilah "vegetarian" diketahui sudah digunakan sejak tahun 1839. Kata ini diduga berasal dari "vegetus" dari bahasa Latin, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup. Banyak juga yang mengaitkan kata "vegetarian" dengan "vegetable" (sayur) dan akhiran "-arian".

Sebelum itu, diet vegetarian dikenal dengan nama "Pythagorean". Disebut demikian karena Pythagoras-lah yang mempopulerkan diet itu di zamannya dan terus dikenal setelahnya.

Pythagoras hidup di masa beberapa ratus tahun sebelum Masehi (570-495 SM). Gaya hidupnya mempengaruhi banyak murid dan pemikir-pemikir besar selanjutnya seperti Plato, Socrates, dan Aristoteles.

Menurut berbagai penelitian, para vegetarian cukup banyak yang menjalani hidup dengan lebih sehat, panjang umur, bahkan awet muda. Mereka juga banyak yang terhindar dari penyakit jantung.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa serat dalam sayur dan buah sangat bermanfaat bagi kesehatan. Hal ini membantu menunjang kepopuleran vegetarianisme di dunia.

Penurunan tekanan darah pada orang hipertensi (tekanan darah tinggi) juga banyak dialami oleh para pelaku diet vegetarianisme. Berbagai penelitian juga memperlihatkan bahwa wanita dengan diet vegetarianisme yang telah memasuki menopause, akan berkurang risiko terkena penyakit jantung, kanker endometrium, dan kanker payudara, dibandingkan dengan wanita yang menjalani diet normal.

Sekarang ini, pelaku diet vegetarianisme sudah meluas ke berbagai penjuru dunia, dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Mereka berasal tidak hanya dari agama-agama tertentu saja. Mereka mencakup berbagai suku, bangsa, dan negara.

Beragam motivasi orang bervegetarianisme alias menjadi vegetarian. Selain ada yang karena pertimbangan kesehatan, bervegetarianisme juga karena ingin tampil lebih cantik dengan kulit yang halus dan bersih.

Tidak sampai di situ saja. Ada yang menjadi vegetarian karena idealisme dalam lingkup yang jauh lebih besar, semisal ingin mengurangi pembunuhan binatang yang notabene adalah makhluk hidup juga.

Aspirasinya adalah dengan tidak mengonsumi produk hewani, hewan-hewan yang harus dibunuh untuk dijadikan makanan manusia, akan berkurang.

Sebagian juga didasari oleh pemikiran ideal untuk mengurangi pemanasan global di muka bumi ini. Industri peternakan menjadi salah satu penyebab pemanasan global dan juga menyumbang polusi yang cukup banyak.

Gas metana yang dihasilkan dari industri peternakan, turut menyumbang polusi udara di muka bumi. Polusi udara juga dikontribusikan dari proses pembuatan makanan bagi hewan-hewan yang akan dikonsumsi.

Diet vegetarianisme sebagaimana banyak hal di dunia dan kehidupan, tidak terlepas dari pro dan kontra. Selain orang-orang yang pro untuk menjalani diet vegetarianisme, yang kontra tentu saja banyak.

Sebagian orang merasa ragu dan tidak setuju dengan diet vegetarianisme. Mereka beralasan bahwa makanan vegetarianisme adalah kurang gizi. Jika lama atau terus-terusan mengonsumsi itu saja, bisa menurunkan kecerdasan dan vitalitas.

Bagaimana faktanya? Banyak tokoh besar yang terdiri dari para penemu, pemikir, fisikawan, dan banyak lagi nama-nama besar dari berbagai bidang keilmuwan merupakan penganut vegetarianisme.

Tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah manusia yang diketahui sebagai vegetarian, diantaranya Leonardo Da Vinci, Charles Darwin, Isaac Newton, Albert Einstein, Benjamin Franklin, Mahatma Gandhi, Thomas Alfa Edison, Steve Jobs, Putri Diana, dan Henry Ford.

Tokoh-tokoh terkenal masa sekarang yang kabarnya adalah vegetarian, diantaranya Dalai Lama, Martina Navratilova, Carl Lewis, Tobey Maguire, dan lain-lain.

Akan tetapi diet vegetarian tidak serta merta menjamin pelakunya pasti sehat dan berumur panjang. Banyak hal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan umur seseorang, tidak hanya aspek asupan makanan saja.

Oleh karena itu, tidak serta merta juga seseorang yang bukan vegetarian pasti sakit-sakitan dan berumur pendek. Pilihan ada di tangan kita sendiri untuk memilih menjadi seorang vegetarian atau tidak.

**

Jakarta, 18 Februari 2022

Penulis: Toni Yoyo untuk Grup Penulis Mettasik

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun