Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam

26 Januari 2022   03:41 Diperbarui: 26 Januari 2022   09:01 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
White Ocean Strategy: Berdamai dengan Cara Kerja Hukum Alam (unsplash.com)

Ketika saya membaca banyaknya peristiwa-peristiwa alam yang merenggut korban jiwa, saya teringat dengan pelajaran hukum alam yang pernah saya peroleh di waktu lalu.

Bahwa alam bekerja tidak sendiri, namun saling bergantungan dengan banyak kondisi. Ketika seseorang bisa maju dalam usahanya, dalam karirnya, dalam kesehatannya, dalam pertemanannya, ada kondisi-kondisi sebelum ini yang membentuk (pre-condition) dan kondisi-kondisi yang sedang berlangsung yang mendukung pencapaiannya.

Contoh: seseorang yang memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa, dari awal lahir otak nya terbentuk dengan sehat, namun tidak berhenti disitu saja. Dia dididik dengan baik untuk menjaga makanan yang dimakan, tidak mengkonsumsi zat-zat yang melemahkan kesadaran, melatih diri meditasi untuk meningkatkan konsentrasi dan perhatian.

Di sisi lain kita juga bisa menemui orang yang punya daya ingat luar biasa juga, namun minum alkohol, merokok dan makan makanan junk food. Bisa saja ini terjadi, karena dia terlahir dengan kondisi kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga mampu menahan racun-racun yang masuk ke tubuhnya.

Namun perlu dipahami bahwa tubuh kita bukanlah entitas yang konstan. Setiap detik sel-sel di dalam tubuh kita mati dan lahir kembali.

Ketika lahir kita memerlukan energi dan bahan-bahan yang berkualitas agar sel-sel baru yang terbentuk tetap bermutu. Karena sebagus apa pun zat-zat dalam tubuh, suatu saat akan lapuk juga dan perlu diganti.

Oleh karena itu ada upaya yang harus kita lakukan untuk terus mendapatkan energi buat tubuh kita. Keberlangsungan hidup sel-sel dalam tubuh kita pun tergantung pada asupan yang baik melalui daya-upaya kita setiap hari.

Ibarat sesendok garam yang masuk ke segelas air, maka air di gelas tersebut terasa asin. Namun jika sesendok yang sama masuk ke dalam kolam air, maka tidak terasa asinnya.

Sama seperti ketika zat-zat buruk masuk ke dalam tubuh kita, ketika di dalam tubuh begitu banyak zat baik, zat buruk tersebut tidak begitu terasa dampaknya.

Nah, setiap orang memiliki jumlah zat baik yang berbeda-beda, dan zat-zat baik ini bisa berkurang seiring waktu. Sehingga perlu terus memberi asupan baru.

Seiring dengan ilustrasi di atas, hal yang sama berlaku dengan rejeki, musibah, ketenaran, kerugian, keberuntungan, dan berbagai kemudahan dalam hidup.

Berlaku hukum yang sama, bahwa tidak mungkin ada akibat tanpa ada sebab, bahwa tidak ada kondisi tunggal yang memengaruhi hidup kita. Ada keterkaitan satu sama lain.

Sederhananya, ketika kita mau lebih maju hidupnya, mau lebih sehat, kita perlu mengkondisikan sebab-sebab yang membuat kita bisa maju / sehat, serta aktif mencegah / mengurangi unsur-unsur yang tidak baik.

Dalam hal ini tindakan kita perlu selaras dengan hukum alam, menjaga keseimbangan alam, agar tidak berbalik membuat kita menderita.

Dari berbagai bacaan saya menemukan kemajuan hidup itu sendiri ditentukan oleh faktor-faktor internal di dalam diri kita (kesehatan fisik dan batin) dan eksternal (hubungan pertemanan dan kondisi lingkungan sekitar).

Sejarah telah mengajarkan kepada kita banyak kasus bunuh diri yang terjadi bahkan dilakukan oleh orang yang sukses secara keuangan, sukses secara nama (terkenal). Jika dia benar-benar bahagia dengan pencapaiannya, kenapa harus mengakhiri hidupnya?

Saya pernah membaca buku karya Mr. Danai Chanchaochai, seorang pengusaha di Thailand yang sukses dalam membangun karir dan usahanya. Mr. Danai melalui Strategi Samudra Putih (White Ocean Strategy) menjelaskan kondisi-kondisi yang perlu kita perhatikan dan kelola agar bisa maju dalam berbagai bidang.

Mr. Danai menitikberatkan tidak hanya pada keuntungan semata namun juga kepedulian terhadap People (Masyarakat dan anggota dalam organisasi), Planet (Bumi), dan Passion (Hasrat).

Konsep yang dikembangkan ini bertujuan untuk kelangsungan hidup jangka panjang sebuah individu / perusahaan / institusi. Dalam hal ini terkadang untuk jangka pendek tidak begitu mendapatkan keuntungan, karena dalam pergerakannya perlu memperhatikan juga masyarakat dan planet bumi.

Konsep yang dikembangkan Mr. Danai berdampak pada:

  • Keuntungan dan efisiensi. Hal ini karena kepercayaan terhadap diri kita / produk kita / perusahaan kita meningkat, sehingga biaya operasional menjadi rendah dan kecepatan penjualan produk meningkat.
  • Kebahagiaan. Setiap orang merasakan suasana kerja yang menyenangkan.
  • Pembangunan berkelanjutan sehingga perusahaan bisa bertahan dalam jangka panjang dan juga dalam kondisi krisis.

Lebih lanjut ada 3 point untuk dijadikan refleksi:

Pertama:

Posisi kita saat ini. Siapa diri kita / perusahaan kita? Kita harus tahu kelemahan, keunggulan, apa yang kita cari, dan seterusnya.

Kedua:

Kita mau kemana? Dalam hal ini kita perlu mempunyai tujuan jangka panjang yang mencakup diri sendiri dan untuk kebaikan orang lain, dengan demikian kita mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Sebelum istirahat malam, ingatkan kembali komitmen tujuan hidup kita sehingga bisa mengarahkan diri setahap demi setahap menuju tujuan tersebut.

Kita perlu merenungkan juga apa yang kita harapkan orang katakan tentang diri kita saat telah meninggalkan dunia ini? Jangan sampai kita berjuang keras untuk meraih berbagai pencapaian yang akhirnya bukan akhir yang kita harapkan saat meninggalkan dunia ini.

Ketiga:

Bagaimana cara mencapainya? keuntungan pribadi diperoleh dengan tetap melakukan kebajikan kepada orang-orang di sekitar dan lingkungan alam tempat kita hidup. Hal ini karena apa yang terjadi di sekitar kita bisa memengaruhi kemajuan dan keberuntungan hidup kita.

Tetap jaga semangat (passion) dalam melakukan dengan benar, yakni semangat hidup untuk berbagi. Apa yang kita peroleh harus dikembalikan ke sekitar kita untuk mewujudkan dunia yang lebih baik lagi.

Untuk tetap semangat dalam kebajikan dan menghindari perbuatan yang tidak selaras dengan hukum alam, ada dua buah kutipan yang sering saya ingat:

Barangsiapa berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci, dan orang yang tidak bersalah, maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu, bagaikan debu yang dilempar melawan angin. (Dhammapada 125)

Barangsiapa menginginkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dengan menimbulkan penderitaan orang lain, maka ia tidak akan terbebas dari kebencian; ia akan terjerat dalam kebencian. (Dhammapada 291)

**

Jakarta, 26 Januari 2022

Penulis: Fendy untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun