Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penerapan Ilmu Saraf dari Sisi Filsafat Buddhisme

20 Januari 2022   06:14 Diperbarui: 20 Januari 2022   06:15 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sehatq.com/

Sistem Limbik berhubungan dengan banyak refleks yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Untuk suatu spesies, perilaku insting khas terlibat dengannya: reaksi melarikan diri atau melawan, agresi, dominasi, teritorialitas, dan pertunjukan ritual.

Pada mamalia, khususnya kelompok yang lebih tinggi, yang meliputi Simpanse, Gorila, dan manusia, sistem Limbik berfungsi untuk merespons hal paling emosional untuk bertahan hidup, berkembang biak, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya yaitu rasa haus dan kelaparan. Hubungan melalui hormon dan sistem saraf otonom, memungkinkan pemenuhan berbagai peran yang menjadi tanggung jawabnya.

Secara struktural sistem Limbik dibentuk oleh input sensorik melalui Thalamus (selain bau), Hipokampus, Amigdala, hipo-thalamus dan Cingulate Gyrus dari Otak.

Semua respons emosional, dijaga oleh korteks prefrontal yang sering digambarkan sebagai 'pemimpin orkestra'.

Oleh karena itu, yang tertanam dalam diri kita semua selama ribuan tahun seleksi adalah refleks untuk bertahan hidup. Antropologi sosial mengajarkan kita bahwa keamanan untuk bertahan hidup ditingkatkan dengan menjadi bagian dari suatu masyarakat.

Bagaimanapun, kita dibangun untuk menjadi, hewan sosial. Dominasi dalam masyarakat, membutuhkan tekanan pada persaingan untuk mendapatkan hasil dari kedua keuntungan yaitu makanan dan prokreasi (berketurunan). Baik kesukuan dan hierarki, terbentuk dan berkelanjutan.

Kemarahan, keserakahan, pencurian, pergaulan bebas dan sifat-sifat buruk lainnya merupakan bagian dari persenjataan bawaan kita. Sebagian besar diwarisi dengan terpasang di sistem Limbik kita (di otak manusia). Tingkat kontrol terhadap korteks prefrontal untuk terus memeriksa dorongan primitif ini adalah yang semuanya dibahas filosofi Buddhis.

Penelitian terkini tentang ilmu saraf, menggunakan; MRI fungsional dan pencitraan lain serta prosedur pencatatan listrik telah menunjukkan bahwa Meditasi berkesadaran memperbesar korteks prefrontal (yaitu lebih banyak sel, sinapsis di area ini) pada otak.

Keterampilan Berkesadaran sekarang diakui di dunia Barat, sebagai yang bermutu di banyak bidang usaha manusia. Faktanya, Meditasi Berkesadaran dielu-elukan sebagai "cara menuju evolusi untuk umat manusia."

Selama kita memiliki sistem Limbik yang dipasang untuk bertahan hidup, kita akan terus berperilaku secara berkehendak (berpikir, berbicara, dan bertindak) untuk bertahan hidup, membiarkan energi karma terbentuk.

"Mungkin alat keberlangsungan hidup dipasang untuk mempertahankan bentuk kehidupan di alam semesta, suatu bagian dari alam (bahkan bisa menjadi hukum alam, seperti gravitasi)," tulis Dr. Channa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun