Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Ada yang Instan, Meskipun Itu Mi Instan

10 Januari 2022   05:45 Diperbarui: 10 Januari 2022   06:26 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut laman databoks, konsumsi mi instan di Indonesia sebanyak 12,6 miliar porsi pada 2020. Jumlah itu meningkat 120 juta porsi atau 0,96% dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Secara global Indonesia masuk sebagai negara rangking kedua konsumsi mi instan setelah China pada tahun 2019 (Statisca).

Bagi kita, orang Indonesia, menjalani hidup tanpa mi instan adalah tak terpikirkan. Tak terbayangkan. Mi instan begitu mudah di temui dan begitu mudah disajikan. Sangat cocok untuk orang sibuk dalam hiruk pikuk kehidupan modern.

Lahirnya penemuan mi instan.

Pada tahun 1958 Ando Momofuku menemukan mi instan pertama kali di Jepang. Penemuan ini tidak terjadi secara kebetulan.

Setidaknya ada tiga kondisi yang mendukung penemuan mi instan tersebut.

Pertama, kondisi ekonomi Jepang yang susah setelah perang dunia ke dua.

Kedua, pemerintahan Jepang ingin rakyatnya lebih banyak mengkomsumsi tepung gandum, yang merupakan bantuan utama dari Amerika.

Ketiga, Momofuku sedang mencari peluang usaha baru karena bisnis lamanya kurang berjalan.

Bak Thomas Alfa Edison, Ando mencoba terus- menerus menciptakan makanan dari gandum Amerika. Tanpa henti. Ya, kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil. Mi instan tercipta. Ando meraih kesuksesan berkat penemuannya.

Hanya menambahkan air panas

Yang kita perlukan untuk membuat mi instan hanya air panas. Teknik pengeringan mi ini sangat bermanfaat. Mi siap disaji dalam hitungan menit.

Namun proses pembuatan mi instan tidak secepat penyajiannya. Butuh proses, butuh waktu.

Laman nissinfoods menjelaskan proses produksi mi instan. Dimulai dari pembelian bahan mentah berupa tepung gandum. Proses dimulai, tepung gandum diaduk dan diremas sampai terbentuk adonan. Adonan di giling dan diratakan. Dipotong- potong menjadi potongan kecil.

Mi diuapkan pada temperatur tinggi. Selanjutnya dipotong menjadi pendek. Kemudian mi dimasukan ke dalam cetakan. Setelah itu dilakukan dehidrasi dengan menggoreng dalam minyak.

Mi didinginkan. Tambahkan sachet bumbu saat dipack. Produk dimasukan ke dalam karton dan siap di bawa ke gudang untuk didistribusikan.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Ando

Tidak ada yang instan dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam bidang apapun. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan dalam suatu kejadian. Peristiwa yang terjadi merupakan rangkaian proses dan kondisi yang dilakukan sebelumnya.

Penemuan mi instan disebabkan pengamatan yang jeli Ando melihat peluang, yang tidak dilihat orang lain. Juga dibarengi kerja keras dan inovasi tiada henti. Mi instan dapat cepat disajikan hanyalah hasil akhir dari proses persiapan yang panjang.

Nothing is instant. Everything has a process. Lisa Melendez

**

Jakarta 10 Januari 2022

Penulis: Hoey Beng untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun