Cerita lainnya. Setiap kali anak saya ditanya, jawabannya "Di sekolah cuma main dan main." Jadi untuk apa saya bayar uang sekolah kalau cuma untuk main doang? Dia bisa main di rumah sama asisten rumah tangga. Gratis. Padahal hanya dikasih gadget oleh si mbak supaya anteng.
Sebenarnya cara belajar anak adalah bermain*4. Bermain*5 berarti bekerja bagi anak usia dini. Pembelajaran terintegrasi dalam permainan. Moral, Motorik, Bahasa, Kognitif, Sosial-emosional, dan Seni terstimulus. Saat itulah perkembangan dan pertumbuhan otak anak berkembang. Jumlah sinapsis dalam otak anak usia 3 tahun, tiga kali lebih banyak dibandingkan pada saat dewasa.
Menjelang usia 5 tahun perkembangan otak anak semakin menyesuaikan dengan pengalamannya. Peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan si kecil akan membentuk sinapsis secara langsung.
Dapat dibayangkan apabila faktor lingkungan tidak mendukung, sinapsis-sinapsis ini akan terpangkas karena tidak terkoneksi dan tidak digunakan.
Penulis pun melakukan kilas balik. Kapan ada pertanyaan "di usia berapa kamu bisa baca dan menulis?" Selama ini belum pernah. Pun pada saat sesi wawancara lamar kerja.  Yang pasti adalah pertanyaan seputar soft skill, logika berpikir, penyelesaian masalah, membangun tim kerja, dan personality atau attitude.
Menilik khitahnya, pendidikan memiliki tugas dan fungsi utama sebagai sebuah investasi jangka panjang yang hasilnya tidak mungkin dinikmati dalam hitungan hari. Bukan drilling untuk mendapatkan pencapaian akademik secara instan.
Keputusan orang tua memegang peranan penting untuk pembelajaran anak usia dini (AUD). Namun, seyogianya, hal-hal fundamental seorang anak perlu dicermati, agar kelak anak dapat meraih keberhasilan, hidup mandiri, dan bertanggung jawab sebagai komunitas dunia.
**
Jakarta 04 Desember 2021
Penulis: Iing Felicia untuk Grup Penulis Mettasik
Referensi:Â