Kebayang enggak sih, saat orangtua mau mendaftarkan si kecil yang berusia balita ke Kindergarten -- TK (baca: PAUD -- Pendidikan Anak Usia Dini). Rimpung. Tanya sana sini, berselancar di media sosial, cek mbah Google. Minta rekomendasi dan referensi dan lain-lainnya.
Perlukah mendaftarkan anakku ke TK (Taman Kanak-kanak)?
TK adalah bagian dari pendidikan anak dan akan berpengaruh kepada masa depan anak. Cikal-bakal anak ke depannya. Riset menunjukkan, usia keemasan kehidupan anak adalah saat ia berada di usia 0-6 tahun. Sekitar 80% perkembangan otak anak berkembang pada periode tersebut.
Ternyata, tahapan ini menjadi poin penting bagaimana anak siap menghadapi tantangan dengan segala disrupsi, inovasi, dan evolusi zaman yang saat ini belum tampak wujudnya.
Artinya memilih sebuah pra-sekolah atau TK tidak sesederhana dan semudah yang dipikirkan.
Beberapa tips dapat dijadikan acuan antara lain:
(1) Lokasi, jarak tempuh.
Adalah salah satu faktor untuk dipertimbangkan. Tidak macet, waktu persiapan tidak terlalu lama. Anak masih fresh saat tiba di sekolah.
(2) Kurikulum dan cara pengajaran.
Bahan pembelajaran dan metode yang dipakai perlu mendapat perhatian. Sejatinya value yang diajarkan kepada anak didik akan menjadi penentu apakah sekolah ini layak menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan. Bagaimana anak dapat menjadi individu yang bertanggung jawab bagi dirinya sendiri dan sebagai warga dunia.
Cerdas berkarakter*1 diperlukan pada abad 21 seperti yang sering digaungkan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim. Tertuang dalam profil pelajar Pancasila*1: Beriman, taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.