Secara tradisi bulan Desember merupakan momen yang tepat untuk kontemplasi. Waktu dimana kita merefleksi apa yang telah dilewati selama setahun dan memikirkan bagian mana dari kehidupan kita yang dapat diperbaiki. Membuat resolusi untuk masa depan yang lebih baik.
Namun, seperti tahun sebelumnya, pandemi masih mengintai. Muncul varian baru Delta dan Omicron di tahun 2021. Orang kehilangan pekerjaan bahkan sanak keluarga dan teman. Sehingga membuat mereka belum siap dan terkesiap untuk menutup lembaran lama dan memulai halaman baru.
Menurut Dr. Lazarus, psikolog dari Ohio State University Wexner Medical Centre, kita jangan memaksakan diri membuat tujuan yang mungkin tidak realistis selama masa pandemi global (cnet.com).
Berbelas kasihlah pada diri sendiri. Tentukan tujuan yang realistis. Rayakan setiap pencapaian kecil. Perubahan kecil bisa membuat stress berkurang dan menjadi lebih bahagia.
Tips Mengoptimalkan Resolusi 2022
Carrie H. Kennedy, Ph.D., ABPP, seorang neuropsychologist (Psychology Today), menyebutkan beberapa variable penentu suksesnya resolusi dalam masa pandemi.
(1)
Tentukan tujuan yang penting, seperti: menjadi lebih sehat, mendapatkan pekerjaan baru. Kemudian membuat langkah yang dapat diukur dan dapat dicapai untuk meraih tujuan.
(2)
Buatlah resolusi yang realistis dan masuk akal. Kebanyakan dari kita ingin menjadi yang paling hebat, menjadi milyarder. Sayangnya, hal tersebut tidak akan berhasil. Agar masih bisa dalam jangkauan kita, buatlah sederet langkah dan subgoal. Lakukan setapak demi setapak hingga tercapai tujuan.
(3)
Buatlah resolusi yang dapat diukur. Tujuan yang ambigu, misalnya, menjadi lebih sehat, meningkatkan keuangan, akan membuat resolusi menjadi buruk. Menjadi lebih sehat atau meningkatkan keuangan adalah tujuan menyeluruh yang bagus, tetapi dibutuhkan langkah-langkah yang dapat dicapai dan terukur agar membantu kita mencapainya.
Ketiga hal ini kelihatan sepele dan terkesan begitu-begitu saja. Untuk itu, maka kita membutuhkan "bahan bakar" yang lebih besar untuk menjadikannya kenyataan.
Bahan bakar ini adalah semangat. Sesuatu hal yang sudah sangat jarang ditemukan di msa sekarang. Berbagai konflik batin maupun kondisi terkini, sudah cukup bikin diri terombang-ambing.
Masa kejayaan tidaklah seperti dulu lagi. Perubahan itu ada, harus disadari. Namun, harus diingat bahwa potensi untuk bangkit kembali tidak serta merta lenyap dari diri kita.
Untuk mengembalikannya, diperlukanlah sebuah usaha kecil yang bisa mengarah diri untuk mencapai hasil yang maksimal. Seperti pada kisah berikut ini;
Mental Gajah Perang
Mental yang kuat dan berpikir positif diperlukan untuk menghadapi kondisi yang tidak pasti. Ada kisah Jataka yang menarik dan inspriratif mengenai seekor gajah perang yang bernama Paveyakka (Cambridge University Press, Samaggi phala).
Raja Pasenadi, dari Kosala, India, mempunyai gajah kesayangan bernama Paveyyaka. Raja selalu membawanya saat berperang. Sangat kuat, sangat patuh dan sangat terampil.
Semua musuh bergetar saat berhadapan dengan Paveyyaka. Seiring perubahan waktu, Paveyyaka menjadi tua dan lemah. Paveyyaka tidak lagi diikut sertakan dalam kegiatan sang raja. Karena jasanya, Paveyyaka di tempatkan di taman yang luas dan asri.
Suatu hari, seperti biasanya Paveyakka tua pergi ke suatu kolam. Gajah tua tersebut terjebak dalam lumpur serta tidak dapat mencapai tepi kolam. Mendengar kondisi tersebut, segera raja Pasenadi mengirim seorang pelatih gajah untuk menolong gajah itu keluar dari lumpur.
Pelatih gajah itu pergi ke tempat gajah yang sudah putus asa. Sang pelatih kemudian memanggil pemusik untuk membuat irama musik perang.
Segera setelah genderang perang mulai dibunyikan, terjadi perubahan pada gerak tubuh, perilaku dan keteguhan gajah tua.
Pada awalnya, gajah perlahan berdiri dan kemudian secara bertahap menggunakan kekuatan dan kecerdasannya. Tak lama kemudian, ia keluar dari lumpur dengan sendirinya, mengejutkan semua orang disana.
Kisah sederhana ini menggambarkan bagaimana setiap diri kita masih memiliki hak untuk sukses. Hanya memerlukan semangat yang kadang sering diabaikan akibat kondisi diri yang terdistraksi.
Mari kita bangkit dan sambut tahun 2022 dengan memainkan musik genderang perang kita.
"You can't go back and change the beginning, but you can start where you are and change the ending." C.S. Lewis
**
Jakarta, 30 Desember 2021
Penulis: Hoey Beng untuk Grup Penulis Mettasik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI