Di balik setiap tindakan ada seorang tokoh yang memainkannya.
Bagi seorang buruh, juru parkir, karyawan, manajer, guru, dll. Dipastikan masing-masing individu bekerja dan berkarya mengikuti visi, misi dan arahan dari pimpinan tempat mereka mengabdi. Â Mengapa? Kontribusi mereka akan menjadi bahan evaluasi pencapaian kinerja kerja di akhir setiap tahun. Kepiawaian, kesuksesan, promosi jabatan, kebahagiaan dan kepuasan menjadi buah yang akan dipetik.
Kebetulan saya berkecimpung dalam dunia pendidikan. Guru menjadi bagian yang sangat penting dan krusial membentuk pola pikir dan pengembangan serta penguatan karakter positif bagi anak didiknya. Kebesaran sebuah bangsa diamanahkan pada guru dengan campur tangan mereka.
"Berapa jumlah guru yang tersisa?" Kalimat ini yang menjadi respon pertama keluar dari mulut Kaisar Hirohito saat Ia mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki.
"Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia." -- Ir. Soekarno.
Betapa dasyatnya kalimat yang dilontarkan oleh kedua pemimpin kharismatik dunia.
Lalu bagaimana kaitannya dengan ungkapan:
"Dibalik pria sukses, ada wanita tangguh yang mendukung."Â
"Dibalik kesuksesan seorang anak, tentulah orang tua memainkan peranan penting."
Itu berarti dari setiap kejadian pasti ada penggeraknya. Semua dari kita bisa menjadi tokoh dalam setiap perubahan.
Pertanyaan berikutnya, benarkah demikian?
(1)
Setiap manusia dilahirkan tanpa membawa dan memakai sehelai benang. Seorang bayi, ibaratnya selembar kertas putih HVS yang siap ditulis hanya untuk sebuah huruf, tanda baca, kata, kalimat, paragraf, bab atau untaian tulisan yang bermakna. Bahkan, sebaliknya hanya diremas dan menjadi onggokan kertas di tempat sampah.
(2)
Setiap manusia akan melanjuti frekuensi kehidupan masa lampau. Dalam Buddhisme, diyakini setiap makhluk mewarisi karmanya sendiri. Sehingga terkadang ada yang mengalami Deja Vu. Sepertinya pernah merasakan atau kenal dengan sesuatu atau kondisi tertentu.
(3)
Setiap manusia (baca: bayi) akan menjadi dewasa. Mampukah setiap individu ini bertumbuh dan berkembang sesuai dengan hakikat layaknya seorang tokoh yang diidolakan secara norma masyarakat.
Ia diharapkan mampu mengelola, mengawasi dan mengendalikan lima indera melalui catatan-catatan yang terekam dalam kertas putih HVS. Sebagai orang yang dibekali oleh akal pikiran. Ia memiliki kesempatan untuk menentukan baik buruknya sebuah perbuatan dan kondisi.
**
Sesungguhnya setiap insan dunia memiliki kesempatan yang sama. 24 jam adalah waktu yang sama diberikan kepada semua makhluk hidup. Tidak lebih dan tidak kurang walau satu detik. Â Pas. Tepat. Manipulasi menjadi tidak berlaku dalam konteks ini.
Lahir, tua, sakit, mati. Rantai kehidupan seorang manusia. Tidak ada yang pasti dan abadi. Â Yang pasti tokoh dari setiap peristiwa adalah manusia itu sendiri.
Manusia bisa menjadi semua yang diinginkan. Â Menjadi tokoh dalam setiap langkah kehidupannya. Manis, pahit, asam, asin adalah menjadi pilihannya.
**
Jakarta, 20 Desember 2021
Penulis: Iing Felicia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI