Kata demi kata mengalir indah, lugas dan menawan
Dua bola paradoks tertampak jelas
Baik buruk terus dipertentangkan
Sampai kapan perahu ini ditinggalkan
Karena dhamma tak sebatas fatamorgana lautan pikiran
**
Indah nian rumah kaca di depan
Seinci goresan disepuh dengan permata
Lelah tak bertepi mengayuh dalam samudera ketidakkekalan
Saatnya layar tak mampu lagi menahan
Lukisan indah luntur seketika memporakporandakan ego yang tersisa
**
Runtuhnya ego membuka kebenaran
Fenomena dan cerita kehidupan bagai jeruji penjara
Sepanjang nafas terkunci pada pikiran, perasaan dan raga ini
Larut di dalamnya membawa pada penderitaan
Karena sesungguhnya tiada 'entitas' yang nyata....
**
Semua hanya pantulan kekosongan
Tak ada saya, kamu juga lainnya
Semua yang tertampak hanya ada dalam dirimu
Tanpa ruang dan waktu
Yang terbentuk hanyalah yang terkondisi
**
"Aku" tak terbentuk
"Aku" tak terkondisi
"Aku" hanya mengetahui
"Aku" melihat namun tak terlihat
Tiada "Aku" yang melakukan...
**
Jakarta, 15 Desember 2021
Penulis: W Rny untuk Grup Penulis Mettasik
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H