Ketika masih ada kemelekatan, maka sulit kita untuk memahami dan mengalami kekosongan.
Kekosongan itu adalah berisi dan akan selalu terisi. Berbeda dengan kesombongan yang merasa berisi, sehingga tidak bisa diisi lagi.
Alam semesta adalah contoh nyata dari kekosongan. Semesta ini dapat menampung segalanya. Baik yang kasat mata maupun tidak.
Dalam hal ini apa yang tidak kasat mata bukan berarti tiada. Seperti udara dan gas atau zat-zat lain, semuanya ada mengisi alam semesta ini.
Melalui pemahaman akan kekosongan ini pada akhirnya membangkitkan kesadaran dalam diri  kita yang masih tertidur.
Kesadaran
Mengapa masih di dunia masih banyak yang tidak mencapai kesadaran?
Entah bercanda atau serius seorang teman spiritual mengatakan bahwa manusia yang mencapai kesadaran itu masih di bawah 10 persen.
Saya bisa paham bila ia mengatakan demikian. Saya sendiri katanya masih timbul tenggelam kesadarannya. Terus lihat kiri kanan sama juga. Tidak heran memang dengan kondisi dunia saat ini.
Realitasnya masih betapa melekatnya pada kehidupan dunia. Sulit melepaskan akan kemelekatan. Ini yang menjadi beban kita untuk melepaskan diri menggapai kesadaran.
Ibarat sebuah balon yang masih terikat pada sebuah batu atau tiang sehingga tidak bisa terbang mengangkasa. Demikianlah kita. Selama.kita masih melekat kepada keduniawian, maka kesadaran masih jauh dari jangkauan.