Pernahkah kita berkendara? Tentu pernah!
Pernahkah kita berkendara tanpa tujuan? Setelah sekian lama berada dalam kendaraan, tanpa disadari bahan bakar kita habis. Namun, tetap saja kita masih berada di suatu tempat. Entah dimana?
Begitu pula dalam kehidupan, ketika kita tidak mempunyai tujuan hidup. Kita menjalaninya layaknya air yang mengalir tanpa henti. Tanpa disadari, usia sudah lanjut dan tubuh tidak lagi mampu. Semuanya sudah terlambat.
**
Pernahkah kita berkendara dengan tujuan? Tempat-tempat menarik di sekeliling kita menarik perhatian. Singgah sebentar tiada salahnya. Rehat atau hanya sekadar ingin memuaskan rasa tahu. Tak jarang pula, setelah berada di sana, waktu berjalan begitu cepat. Kita lupa akan tujuan sebenarnya.
Begitu pula dalam kehidupan. Tertarik kepada hal yang menarik, tapi bukan yang utama. Kita sering terlena menikmatinya, sehingga tanpa sadar usia berlanjut dan tubuh tidak lagi mampu. Semuanya sudah terlambat.
**
Pernahkah kita berkendara melalui jalan yang lowong dan mulus? Kendaraan dipacu agar cepat sampai tujuan. Kecepatan dinaikkan sampai batas maksimal. Tidak ada yang menghalangi, batu dan lubang kecil bukan hambatan berarti. Hingga akhirnya kendaraan terpelanting dan pengendara tidak selamat.
Begitu pula dalam kehidupan. Seringkali kita menjumpai keadaan yang menghambat kesempatan untuk maju hanya gegara masalah kecil. Semuanya disebabkan oleh nafsu yang berlebihan. Tidak berhati-hati, sehingga diri celaka. Saat itu terjadi, semuanya sudah terlambat.
**
Pernahkah kita berkendara melalui jalan yang tidak rata dan bergelombang? Ada gundukan di sana, ada lubang, dan tidak ada yang mulus. Kondisi lalu lintas macet, membuat diri tidak sabar dan emosi menyebar. Akhirnya tidak sabar. Bersenggolan dengan kendaraan sebelah, hanya demi jalan setapak yang tersisa. Tujuan terasa lama, karena diri tidak sabar.Â
Begitu pula dalam kehidupan. Seringkali kita mengalami hal-hal yang tidak sesuai harapan. Membuat diri kehilangan kesabaran dan bawaannya marah-marah melulu. Bertindak agresif, merugikan diri sendiri. Ketika itu terjadi, penyesalan datang bertubi-tubi.
**
Pernahkah kita berkendara di belakang kendaraan yang berjalan lambat? Ia bak kura-kura di tengah jalan yang lowong. Kita lantas dihadapkan dengan dua pilihan. Tetap di belakangnya atau menyalipnya. Pilihannya adalah tiba tepat waktu atau tetap berada pada ritme yang lambat.
Begitu pula dalam kehidupan. Seringkali kita menjumpai faktor yang menghambat diri mencapai tujuan. Kita dapat memilih untuk membebaskan diri dari orang tersebut, atau tetap meladeni mereka. Waktu berjalan tanpa henti. Aksi yang berguna harus disikapi. Sebelum semuanya menjadi terlambat.
**
Dalam berkendara, situasi jalanan selalu berubah-rubah. Setiap saat pula kita selalu dihadapkan dengan pilihan bagaimana menyikapinya. Sehingga pada akhirnya selamat sampai tujuan.
Begitu pula dalam menjalani kehidupan ini. Situasi dan kondisi yang kita hadapi akan selalu berubah. Kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, kadang berada di luar prediksi kita. Namun, kita selalu memiliki pilihan dalam menghadapinya.
Pilihan yang bijaksana membuat kita mencapai tujuan. Jangan sampai saat kita sudah tersadar, semuanya sudah terlambat.
**
Jakarta, 1 Desember 2021
Penulis: Soewondo Salim untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H