Banyak orang ingin menjadi manusia yang baik atau lebih baik dari sebelumnya. Namun banyak alasan yang menyebabkan keinginan ini hanya tinggal keinginan tanpa pernah menjadi kenyataan. Alhasil di ujung kehidupan, penyesalan membuncah menyelimuti pikiran. Mereka hanya mampu meratap kenapa tidak sedari dulu merubah diri menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Sebagian orang di pagi hari mengingat hal-hal yang telah terjadi. Sebagian lainnya merencanakan apa saja yang mau dilakukan di hari tersebut. Dalam membuat perencanaan setiap harinya, asumsi yang tanpa sadar digunakan adalah masih tersedia hari-hari setelahnya. Seandainya asumsi yang digunakan, diganti menjadi hari tersebut adalah hari terakhir hidup di dunia, akankah kita melakukan yang mau kita lakukan di hari tersebut?
Sangat mungkin kita akan mengubah rencana kegiatan di hari tersebut. Minimal mengubah pendekatan atau cara kita dalam melakukannya. Orang yang normal sangat mungkin akan menghindari keburukan dan menambah kebaikan di hari terakhir tersebut. Tujuannya sudah pasti supaya lebih banyak bekal baik yang dibawa sewaktu menghadapi sakratul maut nantinya.
Tidak tertutup kemungkinan ada saja manusia-manusia nyeleneh yang sudah kurang waras dan melakukan pemuasan nafsu keinginan tak terkendali mumpung masih tersisa hari terakhir tersebut. Mereka melampiaskan keburukan sejadi-jadinya karena berpikir tidak akan ada lagi kesempatan di hari-hari selanjutnya. Istilah gaulnya, mumpung masih ada waktu tersisa, kapan lagi?
Apapun keyakinan dan agama kita, jika kita menganggap dan memperlakukan setiap hari sebagai hari terakhir (kenyataannya, satu ketika ini pasti akan menjadi kenyataan bukan?) kita kemungkinan besar akan melakukan yang terbaik dan maksimal sehingga tidak akan timbul penyesalan nantinya.
Dengan anggapan bahwa hari ini adalah hari terakhir kehidupan di dunia, sangat mungkin kita akan mengubah cara kita berpikir, berucap, dan bertindak.
Yang tadinya kita mau melakukan sesuatu dengan buruk, jadinya kita lakukan dengan baik.
Yang tadinya kita tidak peduli dengan orang-orang terdekat, jadinya kita peduli dan memperlakukan mereka dengan baik.
Perbuatan-perbuatan baik lain yang tadinya selalu kita tunda, jadinya mendapat momentum untuk segera kita realisasikan.
Ibadah sesuai agama yang tadinya sering kita abaikan, jadinya kita lakukan ibadah secara maksimal di hari terakhir tersebut.