(Chapter 3: Kerajaan dari dunia Xeo)
Aku masih berpikir apa yang dilakukan oleh Estephania? Apakah dia akan melakukan sesuatu yang buruk atau tidak?Â
Dia pernah diguyur satu emper air oleh Herlina dan the geng. Herlina dikenal sebagai tukang pembawa masalah. Dia sebenarnya kurang perhatian dari orang tuanya. Herlina pernah diisukan pernah tidur dengan salah satu murid di sekolah atau pernah dengan guru di sekolah. Aku rasa dia mengancam kepala sekolah dengan kekuasaan papanya. Itu sebabnya dia menjadi ratu di sekolah.Â
Itu sebabnya aku mematahkan hidung Herlina setelah dia menyiram air ke Estephania. Itu sebabnya aku pernah dipanggil oleh guru dan kedua orang tua kami menghadapi kepala sekolah. Kepala sekolah cuma berkata kepada aku," Kamu tahu tidak papanya Herlina yang biayain sekolah ini." Aku tidak menyukai ayah dan ibu Herlina. Mereka merasa anaknya selalu benar. Mereka tidak bisa mengurus anaknya yang manja itu. Mereka seperti keluarga bangsawan. Herlina tidak becus apa-apa di dalam pelajaran apapun. Dia naik kelas itu karena sogokan dari papanya dan kepala sekolah kita ini mata duitan. Â Ayah dan ibunya tetap juga membela aku. Setelah ayah tahu tindakan aku memukul Herlina. Dia berkata bahwa dia kecewa akan tindakanku. Sebenarnya tatapan ayah terasa sebuah senyuman. Â Orang tua aku tahu membela temanku, aku melakukan sesuatu yang tidak salah.Â
-------0--------
Sang raja dan ratu membukakan pintu keluar dari istana mereka. Pintu dimensi itu berbentuk pintu emas yang penuh ukiran yang sangat unik. Daun pintu itunya bukan seperti daun pintu seperti biasa, melainkan seperti gigi manusia yang dilihat dari dalam. Mereka berkata bahwa kalau kamu ke barat kamu akan menuju ke Mortaz dan ke timur kamu akan menuju ke Xeo.
Setelah kita keluar dari pintu tersebut. Aku melihat keatas dan ingin mengetahui wujud istana kerajaan Axtraliz. Â Wujud istana tersebut berbentuk gunung berapi bermuka manusia. Kita bertiga baru keluar dari mulut raksasa gunung ini. Aku juga melihat tangga untuk turun dari gunung. Di depanku aku melihat pemandangan dunia Axtraliz. Dunia yang sangat indah. Sangat berbeda dengan dunia manusia. Biasanya di duniaku, sangat bising dan penuh dengan gedung-gedung tinggi dan penuh dengan polusi udara dan polusi suara. Di jalan penuh sekali dengan bau got. Aku tidak menyukai dunia manusia.Â
Di dunia Axtraliz, dilangit terbagi menjadi 2 yaitu langit terang dan langit gelap. Aku perkirakan terang adalah Xeo dan langit gelap adalah Mortaz. Aku ditengah-tengah dua dunia ini di tengah-tengah perbatasan. Ada tembok pembatas antara dua dunia ini. Tembok raksasa yang dipenuhi oleh tanting pohon dan semak-semak berduri. Aku cuma berdiri diatas tembok besar ini.Â
"Bagaimana aku bisa ke dunia Xeo? Tembok ini sangat tinggi." Aku bertanya kepada kedua temanku itu.Â
"Aku akan memandumu ke Xeo." Con-con berkata langsung kepadaku.Â
"Bagaimana caranya?"
Con-con mulai mengucapkan mantra yang tidak bisa aku mengerti. Bahasa terdengar seperti bahasa latin bercampur bahasa timur tengah.Â
Setelah dia mengucapkan mantra tersebut. Dia mengubah wujudnya menjadi jubah. Jubah itu langsung terbang dan mengenakan kepadaku.Â
"Kalau penyihir tetap dengan saya. Kamu akan terlindungi oleh serangan musuh. Saya akan mengantar anda ke dunia Xeo."
Aku dengan sendirinya langsung melayang dan terbang dengan kemampuan sihir Con-con.Â
Dia memasuki  dunia Xeo yang sangat banyak sekali pepohonan yang sangat hijau dan langit sangat biru. Aku terasa dunia yang sangat damai dan indah.
Setelah mendarat di tanah Xeo, aku merasa seperti merinding. Keanehannya adalah cuaca yang sejuk dan hangat, aku merasakan sesuatu yang tidak enak. Aku mendiamkan diriku dan memperhatikan sekelilingku.Â
"Kenapa?" Con-con mulai bertanya.
"Aku merasakan sesuatu yang aneh. Bukan sesuatu yang nyaman."
"Aku juga merasakan sesuatu yang tidak nyaman." Greeny juga membalas kata-kataku.
Sesuatu yang tidak nyaman ini aku membuka dairy Estephania. Mungkin bisa menjelaskan apa saja mengenai dunia Xeo. Aku membuka buku perlahan-lahan, sebab ada beberapa halaman telah lepas dari buku.Â
Aku menemukan informasi tentang dunia Xeo bahwa dunia ini dipenuhi oleh sihir putih. Makhluk yang memiliki sihir hitam, mereka tidak nyaman akan dunia yang dipenuhi kekuatan sihir putih atau sihir murni. Penyihir  Axtraliz adalah penyihir di antara dunia Xeo dan Mortaz yaitu dunia sihir putih dan hitam. Penyihir Axtraliz harus membiasakan dirinya untuk berkunjung ke dua dunia ini.
Aku membuka ponselku dan memeriksa sinyal telpon. Di dunia ini tidak ada sinyal telpon dan juga batereku juga sudah sudah mulai habis. Terpaksa aku mematikan ponselku ini. Â Aku juga tidak membawa powerbank untuk charge ponselku.Â
Aku membeli ponsel ini bersamaan dengan Estephania. Dia suka berwarna hitam sedangkan aku suka berwarna putih. Dia berkata bahwa warna hitam tidak mudah kotor.
-------0--------
Kita bertiga melanjutkan perjalanan mengikuti jalan utama. Jalan utama di dunia Xeo dilapisi oleh batu bata berwarna putih.Â
"Jalan ini menuju kemana?" Aku mulai bertanya setelah melihat jalan yang sangat indah. Batu bata putih ini terdapat lambang. Aku rasa seperti simbol kerajaan.
"Jalan menuju kerajaan Xeo." Con-con menjawab pertanyaanku. Dia masih berwujud jubah.Â
"Apa sebaiknya kita ikuti jalan ini? Mungkin ini petunjuk untuk menemukan Estephania." Aku dengan perasaan gelisa.
"Mungkin kita harus ikuti jalan ini, tapi harus hati-hati dan waspada, Meltra." Greeny berkata dengan pelan.
Kami bertiga langsung menginjak jalan tersebut dan melanjutkan perjalanan kita bertiga. Aku dalam perjalan sambil membuka sketchbook Estephania dan mencari tahu informasi apa yang ditulis mengenai jalan putih ini dan arti simbol ini.Â
Simbol yang digambarkan di dalam sketch book Estephania adalah simbol kerajaan di dunia Xeo. Cuma anggota kerajaan boleh memakai jalan ini dan tidak seorangpun boleh menginjak jalan kerajaan ini. Mereka memiliki sebuah aturan yang aneh. Jalan punya mereka sendiri? Biasanya kata-kata ini merupakan ungkapan sebuah hinaan saat  orang tidak mengikuti aturan lalu lintas di jalan raya.
Tiba-tiba ada seorang raksasa berbaju besi datang menghampiri kita dan menghadang kita. Baju zirahnya terbuat sangat besar berwarna biru tua dan terdapat ukiran emas dan raksasa Zirah itu memiliki tanduk di helmnya.Â
"Tidak seorang pun menyentuh jalan kerajaan!" Dia berkata dengan suara kesal. Logat raksasa itu terdengar seperti seorang prajurit yang tegas dan keras.Â
Aku tetap berdiri dan tidak bergerak dari getrakannya. Sedangkan Greenny menarik jubahku (Con-con masih wujud jubah). Mereka berharap aku tidak menghadapi raksasa yang sangat besar ini.Â
"Kenapa aku harus keluar dari jalan sini?"Â
"Kamu berani melawan aturan dari kerajaan? "Â
"Aku tidak melawan aturan kerajaan. Aku bertanya kenapa? Aku tidak melawan aturan kerajaan." Sebenarnya aku tahu aturannya. Semua informasi ada di dalam sketch book Estephania.Â
"Itu sebabnya...." Raksasa itu cuma berdiam dan berpikir." Itu perintah dari raja. Kamu melawan prajurit kerajaan?" Â Raksasa itu langsung menyerang kami dengan golok raksasanya. Aku rasa aku membuat dia sangat kesal akan pertanyaanku itu.
Dia tetap mengejar kami bertiga. Raksasa itu tetap mengayun golok raksasanya untuk menyerang kami. Gerakannya lambat dan mudah dibaca oleh aku.Â
Greenny melompat ke dada raksasa itu dan menutup mata raksasa besar itu. Greenny mengetahui mata raksasa itu bukan di muka melainkan di dadanya yang besar.Â
Dengan kesempatan ini, aku membuka sketch book dan memeriksa informasi yang ada memberitahukan tentang raksasa besi. Â Aku membaca dengan cepat dan mengetahui bahwa kelemahan raksasa besi ini adalah sebuah siulan. Siulan itu bertuliskan sebuah lagu yang sering dinyanyikan oleh Estephania. Siulan itu dia beri nama adalah siulan burung kenari di musim dingin. Irama yang halus dan terdengar sedih. Aku pernah bersiul bersama dia. Aku suka irama siulan itu. Irama yang indah sekali dan melo.Â
Aku bersiul dan langsung raksasa berhenti seketika. Raksasa tersebut mundur dan menjauh dari kamu.Â
Aku tetap bersiul sampai lagu tersebut habis. Setelah siulanku habis, raksasa besi itu roboh dan baju zirah tersebut berserakan di tanah.Â
Estephania menulis dalam sketch booknya bahwa baju Zirah raksasa itu memiliki kata sandi yang tidak mengaktifkan baju tersebut. Siulan itu adalah kata sandinya.Â
Dalam baju Zirah berserakan terlihat bergerak, aku rasa ada sesuatu di dalam baju zirah itu. Aku rasa ada pengendali baju Zirah itu.Â
Muncul makhluk seperti gurita kecil yang bermata satu. Gurita itu berwarna biru dan memiliki tentakel sebanyak 26. Aku rasa tentakel itu digunakan untuk menggerakan semua baju zirah itu.Â
"Kamu Melta dari Axtraliz? " Dia berkata dan terkejut." Cuma Melta Axtraliz yang bisa menghentikan baju perangku. Dia memberikan baju perang ini kepadaku. Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa membuka baju perangku? Cuma Melta yang tahu lagu itu." Â
"Dimana Melta Axtraliz sekarang?"
"Beliau ada di istana."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H