Tempat ini sangat kuno dan hanya disediakan buku dan musik yang diputarnya cuma musik-musik classic dan opera. Di dalam cafe ini cuma ada piringan hitam dan tidak ada CD player. Memang bernuasa klasik dan jarang anak-anak muda sekarang menikmati kafe seperti ini. Kursi yang disediakan cuma kursi kayu yang terbuat dari jati asli yang di cat warna coklat kemerah-merahan.Â
Cafe ini juga ada kursi sofa kulit yang warna coklat kemerah-merahan juga. Di dalam cafe ini cuma ada beberapa pelanggan yang menikmati cafe ini. Mereka cuma asik dengan buku mereka sendiri. Buku yang mereka baca bukan buku biasa, saya melihat buku sastra prancis yang asli dan bukan translation ke bahasa Indonesia atau Inggris.Â
Di dalam rak buku-buku di sana macam-macam buku mengenai kedokteran, philosophi, Sains, auto biography, psychology, dll. Jaman sekarang orang-orang tidak menikmati membaca buku dan Indonesia tidak memiliki budaya baca buku.Â
Itu sebabnya bangsa Indonesia sangat gampang di jajah oleh bangsa lain. Saya membaca buku R.A.Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Di dalam buku menjelaskan budaya Indonesia dan hemansipasi wanita pada jaman masa penjajah Belanda.Â
Ibu Kartini berkata bahwa hobi yang dilakukan selama di rumah saat waktu luang adalah membaca buku. Saya berpikir membaca buku dapat menguasai dunia atau membantu dunia.Â
Ada pepatah Chinese yang berbunyi,"Membaca 10000 buku itu seperti berjalan 10000 mil." Pepatah itu berarti mencari ilmu dan membaca buku kita mendapat pengetahuan yang sangat luas.Â
Buku-buku yang ada di dalam Cafe bukan hanya dalam bahasa Inggris, Prancis, atau bahasa Eropa lainnya, melainkan buku bahasa Indonesia yang diterbitkan pada jaman 1980an.Â
Saya juga menemukan buku-buku sastra asia yang berasal dari China, Korea, dan Jepang. Salah satu keanehan juga, Cafe ini juga menyediakan buku Novel asli dari Rusia dan dalam bahasa Rusia.Â
Saya tidak tahu bahasa yang lainnya ternyata Cafe ini menyediakan buku-buku dari manca negara. Pemilik Cafe ini bukan sembarangan orang dan darimana dia mengumpulkan buku-buku seperti ini. Salah satu keunikan dari buku ini, semuanya dalam hardcover edisi pertama. Saya rasa mungkin buku-buku ini ada buku antik dan lebih tua dari umur saya.
Setelah saya duduk di salah satu kursi, pelayan tua datang menghampiri saya. Pelayan ini terlihat cukup berotot meskipun dia telah berumur. Badannya sangat besar itu kelihatan meskipun dia memakai setelan kemeja bersama rompi hitam. Dia bertanya dengan senyum,"selamat siang, mau pesan apa?" suara pelayan ini cukup maskulin meskipun dia berbicara dengan suara sangat pelan dan sopan.
"Saya pesan teh English Breakfast dengan cream?"