Belum lagi si penulis mengeluarkan biaya akomodasi dan transportasi untuk mencari nara sumber sebagai bahan tulisan.
Namun, ini menjadi berbeda bagi mereka yang secara ekonomi sudah mapan dan senang menulis tentu saja (barangkali) tidak mengharapkan upah dari hasil tulisannya.
Saya teringat ucapan seorang pemilik apotek waralaba sukses yang kini memiliki lebih dari ratusan outlet apotek di Indonesia: “Saya heran, orang punya keahlian hebat kok menghargai dirinya sangat murah?”
Terlepas dari butuh uang atau tidak memang tergantung dari si penulis sendiri. Keputusannya ada pada si penulis.
Lalu muncul pertanyaan, cukup puaskah anda menulis dengan uang yang anda terima?
Ingat! Banyak orang punya keahlian hebat tapi justru menghargai dirinya sendiri dengan harga murah. Padahal sebenarnya mampu menghargai dirinya mahal. Selamat menghargai diri anda sendiri.