Warga akan semakin sulit menyelamatkan diri saat evakuasi maupun bertahan hidup dengan kebutuhan pokok yang sangat terbatas jika lingkungan dan infrastruktur mengalami kerusakan yang parah.
Dampak dari kejadian risiko ini tentunya tergolong dalam kategori risiko yang bersifat catastrophic, dimana berarti peristiwa atau bencana alam ini tergolong dalam skala besar yang jarang terjadi, namun apabila terjadi, kerugian yang ditimbulkan sangatlah besar.
Unutk tingkat probabilitas nya bernilai 2 (sedang), dan dampak nya sebesar 5 (sangat besar). Sehingga skor risiko inherent nya sebesar 10, dan tingkat risiko inherent nya termasuk HIGH RISK.
Strategi yang dilakukan adalah perencanaan mitigasi yang efektif. Dengan adanya perencanaan mitigasi yang baik, setidaknya penduduk yang menjadi korban erupsi akan terbantu dalam menemukan tempat tinggal yang aman dari erupsi gunung merapi. Kriteria mitigasi nya menggunakan tingkat ketinggian suatu tempat untuk mengevakuasi korban tsunami, dengan cara membuat kriteria seberapa luas atau jauh erupsi merapi yang mungkin akan terjadi kemudian menentukan titik-titik jalur evakuasi yang aman.
Penanganan yang telah dilakukan saat ini adalah peringatan dini akan bahaya erupsi dari Gunung Semeru yang disampaikan jauh-jauh hari dan berulang kali kepada para warga sebagai upaya untuk mengantisipasi. Juga, tim tenaga kesehatan dari Pusat Krisis Kesehatan dengan sigap berkoordinasi dengan Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) dan berangkat langsung ke lokasi terdampak bencana sambil membawa logistik berupa obat-obatan inflamasi, inhaler, salep mata, tenda, masker kain, masker medis, dan bentuk pertolongan lainnya bagi para warga terdampak bencana.