Siklus Operasi
Ada tiga jenis transaksi pada siklus operasi perusahaan dagang. Transaksi yang pertama adalah, pembelian persediaan barang dagang. Transaksi kedua adalah, pemindahan barang ke gudang dan mengirim kepada pelanggan. Transaksi terakhir adalah, menerima kas dari hasil penjualan dari pelanggan.
Berbeda dengan perusahaan sektor jasa, perusahaan dagang pada laporan laba rugi mencatat biaya pokok penjualan (Cost of Good Sold). CoGS akan menjadi pengurang dari penjualan. Maka, hasilnya adalah laba kotor. Laba kotor akan dikurangi lagi dengan beban operasional, baru menjadi laba bersih.
Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan
Ada dua sistem pencatatan persediaan barang dagangan, yaitu:
a. Periodik
Pada sistem periodik, barang dagangan di update berkala sesuai periode, setelah dihitung jumlahnya untuk menentukan CoGS.
b. Perpetual
Pada sistem perpetual, barang dagangan terus di update jumlah fisik yang ada, tanpa menunggu periode tertentu. Ketika barang dijual, CoGs langsung dicatat. Sehingga, laba kotor langsung tercatat.
Hal Lain
Selain penjelasan diatas, perusahaan dagang juga akan menghitung penyusutan barang dagangan atau tanggal kadaluarsa. Barang-barang yang nilainya sudah menyusut atau mendekati kadaluarsa, biasanya akan di diskon oleh perusahaan. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada laba bersih.Â
Selain itu juga, perusahaan dagang mempunya risiko retur atau pengembalian barang dagangan dari pelanggan. Sisanya, sama dengan akuntansi jasa dalam melakukan pencatatan seperti membuat jurnal, buku besar dan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H