Masa-masa perkuliahan adalah masa dimana kita dituntut untuk banyak belajar. Maklum, pada masa ini kita masih mendefinisikan mengenai siapa diri kita, perlahan mencoba-coba untuk mulai membentuk pribadi yang kita sebut sebagai "aku". Selain menuntaskan berbagai kewajiban akademik, masa perkuliahan juga diwarnai dengan sekelumit cerita unik yang kelak akan membuat kita tersenyum ketika sudah melaluinya. Tak pelak, bahwa masa perkuliahan adalah salah satu masa yang paling sulit dilupakan seumur hidup kita. Sahabat-sahabat yang sentantiasa memberi kita dukungan, dan harapan besar dari keluarga kita agar kita dapat mencapai kesuksesan yang kita impi-impikan.
Mungkin masa kuliah bukan masa paling indah bak cerita cinta SMA yang selalu kita sebut sebagai masa-masa paling indah. Tapi di masa perkuliahan, kita terlatih untuk menertawakan penderitaan, sambil sesekali menyeruput kopi bersama teman seperjuangan dengan kondisi perut yang masih keroncongan. Masa kuliah turut mewarnai sebuah cerita penuh arti dalam hidup kita yang ditutup oleh gelar yang tersemat di akhir nama kita.
Kalau harus diingat-ingat lagi, rasanya fase hidup di masa kuliah itu sama seperti makanan gado-gado; campur aduk menjadi satu. Aku kira, mungkin pengalaman tersebut tak hanya dirasakan olehku saja bukan? Aku yakin, pembaca sekalian juga pernah merasakannya dan memiliki anggapan yang kurang lebih sama.
Coba kita perhatikan lagi, saat-saat kita mengalami transisi dari masa pendidikan SMA ke masa perguruan tinggi. Terlihat, betapa polosnya kita menetapkan cita-cita, yang kemudian membuat kita tersenyum jika sekarang kita melihatnya. Gejolak masa muda dan tenaga yang membara membuat kita menetapkan berbagai target dan cita-cita yang kita harapkan membawa kita ke kesuksesan dan masa depan yang gemilang. Namun perlahan, kenyataan sebenarnya tidaklah semudah apa yang sudah kita banyangkan dan impikan.
Waktu demi waktu berjalan, kita disibukan dengan kegiatan baik di kelas dan diluar kelas. Baik belajar maupun nongkrong, baik mabar game mobile legends maupun malam mingguan bersama pacar tersayang. Perlahan, kenyataan dan pembelajaran memperhalus kepolosan kita terhadap apa yang sudah kita bayangkan sebelumnya. Di masa-masa ini, kita mulai menikmati indahnya hari dengan memaknai momen yang ada, baik kerja kelompok dengan teman sekelas, maupun mulai menapaki hal-hal indah sebagai warna dari kehidupan kuliah kita.
Bagiku, setiap hal yang remeh maupun besar yang kita lakukan di masa perguruan tinggi, adalah suatu hal yang kemudian bermakna besar bagi hidup kita. Seperti kegiatan kuliah-pulang-kuliah-pulang, ataupun mengikuti kegiatan ormawa atau sekedar nongkrong-nongkrong bersama teman. Semua hal tersebut pasti punya makna tersendiri di dalam hidup kita.Â
Aku selalu melihat bahwa proses tersebut adalah sebuah keindahan yang hanya akan kurasakan sekali seumur hidup. Maka, aku memutuskan untuk betul-betul hidup sepenuhnya di masa perkuliahan.Â
Aku pernah mendengar ada ungkapan bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah. Aku setuju dan tidak setuju atas ungkapan tersebut; masa SMA memberikan kita keindahan karena kita masuk di masa pra-dewasa, dan kita tak perlu memikirkan hal-hal lain di seputaran kehidupan sekolah kita. Hal yang umum terjadi adalah cinta pertama, ngedate pertama, kegiatan pertama, maupun percobaan hal-hal yang sebelumnya belum pernah kita coba di dalam hidup.
Sekilas hal tersebut aku tafsirkan sebagai keindahan yang lebih minim skop tanggung jawabnya, dalam artian, kita hanya menjalani kehidupan yang lurus dan romantis, sehingga masa SMA tak salah menjadi salah satu masa yang cukup berbunga. Akan tetapi, di masa perguruan tinggi, kita sudah memasuki arena kehidupan dewasa. Mulai pergi merantau, belajar bertahan hidup sendiri, lalu mulai beradaptasi dengan lingkungan geografis dan pertemanan baru yang bahkan tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Rasa-rasanya, momen momen orientasi yang dulu hanya berjarak dari rumah ke sekolah, kini harus berjarak lebih jauh seperti beda provinsi bahkan beda pulau dari tempat tinggal kita. Mulanya, hal ini tentu tidak mudah untuk dijalani. Namun perlahan, kita mulai bisa membangun sesuatu yang baru atas apa yang sedang kita lewati dan usahakan.
Aku ingat betul, setiap teman-temanku berjuang untuk menggapai apa yang mereka ingin gapai. Ketika di kampus, aku betul-betul melihat bahwa ada begitu banyak insan-insan muda di negeri ini yang siap bertarung untuk mimpi mereka masing-masing. Bagiku, mimpi-mimpi bukanlah sebuah aksesoris yang "hanya" menempel pada pribadi yang sedang menjalni fase di perguruan tinggi. Akan tetapi, akumulasi dari perjalanan hidup pelik yang membuat mereka menjadi semakin tangguh setiap harinya.
Aku menyaksikan banyak pribadi yang berjuang untuk cintanya, orang tuanya, maupun untuk dirinya sendiri. Aku menyaksikan, bahwa sekedar bisa bertahan hidup ternyata adalah sebuah hal yang sangat bermakna dan membahagiakan. Aku menyaksikan, bahwa nasi dan kerupuk sebagai makan siangku bersama sahabatku tak pernah membuat kami cemberut, justru malah membuat kami tertawa dan memaknai kehidupan dengan lebih dalam.
Bagiku, masa perkuliahan adalah sebuah masa penuh makna, dan mendewasakan. Bagiku, justru masa perkuliahan adalah masa-masa paling indah dari beberapa fase kehidupan yang pernah aku lewati.
Teruntuk kawan-kawan yang masih melukiskan memori di masa perkuliahan, manfaatkanlah dengan baik! berjuanglah untuk cita-cita kalian masing-masing, atau untuk orang-orang yang kalian cintai. Nikmatilah harimu dengan belajar yang giat, dan janganlah lupa untuk rehat dan menikmati malam minggumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H