Mohon tunggu...
Anggun Gunawan
Anggun Gunawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang pemuda biasa (http://grepublishing.com)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menimbang Suara Kelompok "Anti Ahok"

12 Februari 2017   10:39 Diperbarui: 12 Februari 2017   11:35 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang dilupakan kemudian bahwa suara umat Islam walaupun mayoritas di Jakarta terdiri dari banyak varian kecenderungan. Meskipun religiusitas keislaman meningkat beberapa tahun belakangan ini di Jakarta, tetapi kalau diakumulasi, jumlahnya masih  belum mendominasi dan Jakarta tetaplah dihuni oleh orang-orang rasional yang memikirkan nasib dan kehidupan ekonominya, orang-orang tradisionalis yang sangat fanatik dengan PDIP, orang-orang yang alergi dengan agama yang dibawa-bawa ke ranah politik, para pengusaha yang dukungan politisnya sangat tergantung pada keberpihakan kandidat kepada masa depan bisnisnya, para aktivis yang punya gerbong simpatisan yang harus bergerilya mencari hidup dengan mendekati para elite tertentu dan para penduduk awam yang tetap saja menjadikan pesta politik sebagai alat untuk mendapatkan tambahan penghasilan. 



Sehingga akhirnya suara "konservatif" Islam yang beberapa bulan ini coba diledakkan secara massif, melihat survey terakhir poltracking dan charta politica, rasanya tidak terlalu efektif. Suara-suara itu kemudian hanya terlokalisasi dan mandeg pada jumlah tertentu dan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Apalagi kemudian SBY membuat curhatan-curhatan tak penting di detik-detik genting dan Habib Rizieq tersandung kasus dengan Firza Hussein yang kemarin ditangkap karena dugaan makar dan terjerat kasus penistaan Pancasila yang dilaporkan oleh Sukmawati Soekarno Puteri. 



Melorotnya survey elektabilitas Agus-Silvy disebabkan oleh faktor dari debat ke debat tidak ada tawaran program yang jelas dan inovatif yang ditawarkan ke publik. Padahal Tim Sukses Agus-Silvy dihuni oleh orang-orang hebat Demokrat, PAN, PPP Romi dan PKB. Yang terlihat dari kampanye Agus adalah replikasi dari apa yang dilakukan SBY ketika memenangkan 2 Pilpres. Pemilihan Silvy sebagai wakil semakin memperlihatkan ketidakefektifannya dari hari ke hari. Bagi saya, Silvy malah menurunkan popularitas Agus lewat beban masa lalu dan blunder-blunder yang ia buat selama 3 kali debat terbuka. Kalau semisalnya SBY dan Elite PAN, PKB  serta PPP tidak terlalu tinggi hati untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra atau Rizal Ramli, saya pikir kecerdasan dan pesona Agus akan terlengkapi dengan kematangan birokratis dan tentu juga massa fanatik pak Yusril dan Rizal Ramli. 



Tetapi SBY sudah kadung basah. Ini pertaruhan harga diri keluarga dan Partai Demokrat. Mengharapkan mesin politik PAN, PKB dan PPP bekerja maksimal rasanya tidak mungkin. Makanya, ketika melakukan konfrensi pers dan konsolidasi pasca hiruk-pikuk dengan Jokowi dan telepon dengan Ketua MUI, SBY tampil sebagai single fighter dan lebih memilih berkumpul bersama para kader Demokrat dibanding melakukan Rapat Akbar bersama petinggi PAN, PKB dan PPP.



Rilis Survey 2 lembaga di atas yang hanya 5 hari menjelang hari H, membuat saya berpikir, kalau semisal angka itu yang kemudian menjadi nyata di hari pemilihan, maka kemungkinan Pilkada 2 putaran yang diprediksi banyak kalangan akan terjadi. Akan tetapi keyakinan Tim Sukses Ahok bahwa mereka akan memenangkan Pilgub 1 putaran juga membuat cemas banyak kalangan terutama dari kelompok Islam "Anti Ahok". 



Saya melihat elektabilitas Anies-Sandi masih tetap bisa ditingkatkan karena secara program yang ditawarkan mereka bisa menjawab persoalan besar mayoritas masyarakat Jakarta, KEUANGAN. Kenapa orang-orang berbagai daerah berduyun-duyun datang ke Jakarta, tak lain dan tak bukan karena mereka ingin merubah nasib dan menaikkan kelas ekonomi. Dan dari segi kepribadian dan pengalaman, rasanya Anies-Sandi cukup banyak disukai oleh masyarakat kebanyakan, para elite dan kalangan pengusaha yang selama ini menjadi sponsor kuat partai-partai politik yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun