Mohon tunggu...
Anggun Gunawan
Anggun Gunawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang pemuda biasa (http://grepublishing.com)

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank Syariah di Kampus Sekuler

9 Januari 2011   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:48 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_7350" align="alignleft" width="315" caption="Masjid Kampus UGM selepas Jum"][/caption]

Jum’at, 7 Januari 2010. Masjid mulai terlihat sepi, setelah sebelumnya dijejali oleh jama’ah yang menunaikan sholat Jum’at. Beberapa orang masih berlalu-lalang, menuju sebuah bangunan bundar di sayap utara. Kucuba langkahkan kaki menghampiri pintu. Seorang satpam berpeci hitam sudah siap membukakan pintu sambil mengucapkan salam.

“Maaf, pak kalau ke bagian informasi dimana ya?”

“Silahkan ambil nomor antrian dulu mas.”

Sepasang pegawai (pria memakai peci dan wanita memakai jilbab) yang lagi duduk di meja customer service, langsung berdiri menyambutku. Mereka mengucapkan salam hampir beriringan. Setelah dipersilahkan duduk, akupun mengenalkan diri dan maksud kedatangan di siang Jogja yang mendung itu.

“Saya Anggun, dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Bolehkan saya meminta waktu untuk sedikit bertanya tentang keberadaan Bank Muamalat yang ada di kompleks Masjid Kampus UGM ini?”

“Ya Pak. Silahkan. Kami akan membantu.”

Langsung kukeluarkan buku catatan dan balpoint dari dalam tas. Sebagai persiapan wawancara eksklusif dengan pegawai Bank Muamalat.

“Kalau boleh tahu, Kantor Kas Bank Muamalat di UGM ini sudah berdiri sejak tahun berapa ya Mbak?”

“Maaf Pak, saya kurang begitu tahu dengan sejarah itu. Karena saya masih baru ditempatkan di sini. Mungkin Mas bisa menanyakan ke Kantor Cabang kami yang ada di Wirobrajan.”

“Oh iya Mbak. Ngak pa2.”

“Boleh saya melanjutkan pertanyaan nieh?... Transaksi di Bank Muamalat UGM ini perharinya berapa ya?”

“Maaf Pak. Kami tidak bisa memberikan data itu. Karena menjadi bagian dari informasi internal kami.” Pegawai yang laki-laki langsung mengambil alih pertanyaanku karena patnernya tampak kebinggungan.

“Iya, saya mengerti kok. Tapi, saya boleh tahu statistik kunjungan baik nasabah ataupun calon nasabah yang datang ke bank ini perharinya?”

“Sekitar 50 sampai 100 orang Pak”.

“Apakah banyak nasabah dari kalangan mahasiswa dan dosen?”

“Benar. Sebagian nasabah kami ada yang mahasiswa, ada yang dosen juga.”

“Ada ngak program-program khusus yang ditawarkan oleh Bank Muamalat untuk mahasiswa?”

“Sampai saat ini belum Pak. Paket yang ditawarkan masih sama dengan yang kami tawarkan dengan masyarakat umum.”

“Apakah tidak ada promosi untuk mengenalkan lebih luas Bank Muamalat kepada civitas kampus?”

“Oh, promosi itu tentu ada. Bahkan dalam banyak event kami menjadi sponsor untuk acara-acara di kampus.”

[caption id="attachment_7351" align="alignright" width="315" caption="Pintu masuk menuju Masjid Kampus UGM dan plang Bank Muamalat UGM"]

[/caption]

Paling tidak ada 3 Bank Syariah yang hadir di sekitar kampus UGM. Diawali oleh BNI Syariah, kemudian Bank Muamalat, dan yang terakhir CIMB Niaga Syariah. Bank Muamalat termasuk yang beruntung karena bisa berdiri di kompleks Masjid Kampus UGM yang selalu ramai dikunjungi oleh jama’ah. Tidak hanya di hari Jum’at, pada hari-hari biasapun jama’ah berdatangan untuk menunaikan sholat 5 waktu, para aktivis sering pula mengadakan rapat-rapat dan diskusi di area masjid, serta banyak kegiatan-kegiatan keIslaman yang menarik animo masyarakat.

Namun sebagaimana yang disampaikan oleh pegawai Bank Muamalat UGM, kunjungan per-hari baru mencapai angka 50-100 orang per-hari. Itupun tidak murni nasabah atau calon nasabah dari UGM sendiri. Ya, memang cukup banyak untuk sebuah Bank Syariah yang hanya berstatus sebagai kantor kas. Tapi masih jauh dari keseluruhan civitas akademika UGM yang mencapai angka seratus ribuan.

Ternyata memang faktor sosialisasi masih menjadi problem sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa mahasiswa-mahasiswi yang sempat kuwawancarai sebelum kedatangan di Bank Muamalat UGM di siang Jum’at 8 Januari 2010 itu. Ketika menanyakan sejauhmana apresiasi civitas akademika UGM terhadap Bank Muamalat yang berkantor di Kompleks Masjid Kampus UGM?, banyak yang mengatakan, TIDAK TAHU. Seperti beberapa komentar mahasiswa-mahasiswi di bawah ini:

“Kebanyakan civitas akademika banyak yg ndak nyadar kalo ada Bank Muamalat di Masjid Kampus” (Mesa, Farmasi UGM angkatan 2008).

“Kurang berminat, mungkin karena tempatnya yang kurang terekspose...”, (Dniny, UGM angkatan 2007).

“Kantornya terlihat sepi, mungkin sebagian mahasiswa sudah punya tabungan lain. Dan UGM-pun bekerjasama dengan Mandiri, BNI, dan BTN, bukan Muamalat, sehngga jika ada yg mau buka rekening baru, lebih tertarik ke 3 bank tersebut untuk mempermudah urusan” (Fadli, Ilmu Komputer UGM 2009).

“Mahasiswa udah diplot ke Mandiri atau yg lain pas masuk UGM. Jadi agak males, tp klo mau syariah pun saya lebih memilih Mandiri syariah atau BNI syariah” (Yusro, Teknik Nuklir UGM 2008).

“Info terkait Bank muamalat di kampus sendiri masih sangat minim. info bergulir terkadang hanya terbatas pada org2 yg suka ke Masjid Kampus” (Akbar, Biologi UGM 2009).

“Hanya sekedar tahu kalau Bank Muamalat punya kantor cabang di Masjid Kampus UGM” (Baiquni, Filsafat 2006).

“Saya sendiri belum mengetahui kalau ada bank syariah yang berada di maskam ugm, mungkin perlu lebih di sosialisasikan atau dipromosikan ke civitas akademika UGM dampak baik dari bank syariah, yang bisa membuat mereka lebih memilih bank syariah dari pada bank2 lainnya... Serta akses birokrasi dari bank itu sendiri jangan terlalu di persulit, biar gak ribet dan gak harus nunggu2 lama untuk membuat tabungan atau sejenis” (Afrian, Diploma Teknik Mesin UGM 2009).

Kalau menurut saya, Bank Muamalat UGM baru sekedar usaha untuk mendekatkan diri pada mahasiswa, tapi belum sampai pada usaha memasarkan. Buktinya masih belum terlihat usaha Bank Muamalat untuk memperkenalkan produk/jasanya di kalangan mahasiswa. Masih sangat sedikit sekali yang menjadi nasabah. Itu saja mahasiswa yang memiliki kesadaran untuk menjadi bagian dari bank syariah" (Izza, Ilmu Ekonomi UGM 2006).

[caption id="attachment_7352" align="alignleft" width="315" caption="Salah satu spanduk sosialisasi Bank Muamalat UGM"]

[/caption]

Meskipun dinilai kurang sosialisasi, beberapa mahasiswa-mahasiswi melihat positif keberadaan Bank Syariah di komplek kampus UGM. Sebagaimana diungkapkan oleh beberapa nara sumber berikut ini:

“Saya pribadi melihat keberadaan bank muamalat di Masjid Kampus UGM sangat membantu civitas akademika UGM yg merupakan nasabah bank tsb untuk bertransaksi. Saya pun yakin secara umum civitas akademika ugm menyadari besarnya manfaat dari keberadaan bank muamalat di Masjid Kampus” (Nurwita, Geografi UGM 2006).

“Mempermudah akses untuk civitas akademika UGM. Sempat pada bingung waktu ndak buka, karena agak sulit nyari kantor cabang lain di Yogya bagi anak luar Yogya” (Nana, Program Profesi UGM).

“Lumayan bagus, karena strategis tempatnya. Lagipula kantor cabang lain terlalu jauh jaraknya, di daerah Wirobrajan (Zulfi, Ilmu Komunikasi UGM 2006).

“Beberapa civitas akademika UGM cukup berapreasi, karena diantara mereka ada yang menggunakan” (Dinda, 2007).

[caption id="attachment_7353" align="alignright" width="315" caption="Bank Muamalat UGM tampak dari luar"]

[/caption]

Melihat antrian mulai panjang di kursi pengunjung, akupun mengucapkan terima kasih dan meminta izin untuk memotret suasana transaksi yang sedang berlangsung. Tiba-tiba seorang pegawai yang tampaknya lebih senior langsung mengurungkan niatku.

“Maaf Pak, kalau untuk pemotretan harus ada izinnya dulu.”

Karena tidak punya kartu pers dan berstatus sebagai blogger biasa, akhirnya penulis hanya dapat memotret Bank Muamalat UGM dari luar...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun